Pada acara tersebut juga diserahkan hadiah bagi para pemenang sejumlah kompetisi bertema batik Betawi di antaramya desain motif, fotografi, Outfit Of The Day (OOTD) serta  peragaan busana batik Betawi yang telah diselenggarakan pada tanggal 6 dan 7 Oktober lalu.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, pihaknya menggelar acara Puncak Semarak Batik Betawi untuk mendukung dan mengapresiasi industri batik Betawi, serta sumber daya yang terlibat di dalamnya sehingga menumbuhkan motivasi agar terus menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

“Acara ini digelar juga sebagai salah satu upaya melaksanakan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas-BBI) serta Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN),” ujar Ratu.

Ia juga menyampaikan peran penting bagi seluruh pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga para pegiat industri batik Betawi. Sebab, United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari Indonesia sejak 14 tahun silam, sehingga setiap tanggal 2 Oktober dijadikan sebagai Hari Batik Nasional.

“Kita sebagai generasi penerus warisan leluhur wajib mengemban amanat sebaik-baiknya dengan menjaga keluhuran budaya dan mengembangkan kreativitas seni batik Nusantara,” tuturnya.

Ia menambahkan, UNESCO mengakui batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia yang eksistensinya perlu dipertahankan guna mengembangkan dan mensejahterakan seluruh sumber daya yang terlibat, termasuk para perajin di dalam industri batik khususnya batik Betawi.

“Pemprov DKI Jakarta terus mendorong untuk mendukung perkembangan industri batik Betawi berskala nasional maupun global,” tandasnya. (hop)