Guru Inspiratif

Kastara.ID, Bandung – Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi Untung untuk mengajar, berbagi ilmu pengetahuan dengan anak didiknya.

Atas dedikasinya yang tinggi, Untung mendapat penghargaan sebagai salah satu guru inspiratif dari Kementerian Agama. Untung juga berkesempatan hadir dalam Talkshow Guru Inspiratif yang dipandu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Bandung (8/12).

Ditemui sebelum Talkshow, Untung sempat berkisah tentang awal pengabdiannya di MI Miftahul Ulum, Sumenep. Dia mengaku awalnya sempat malu dan ragu dengan kemampuannya. Apalagi, keberadaannya dengan keterbatasan fisik juga sempat menjadi tertawaan siswa dan mengalami penolakan.

“Alhamdulillah, hanya di tahun-tahun awal ini dirasakan,” ucap Untung.

Untung yang mulai mendedikasi dirinya untuk dunia pendidikan sejak tahun 1993 sebagai guru honorer mengaku bahagia dengan pekerjaannya. Sebagai guru tanpa dua tangan, Untung mengaku tidak ada kendala berarti dalam menjalani profesinya sehari-hari. Hanya saja sedikit kesulitannya, misalnya saat harus menulis di papan ada rasa penat karena harus berdiri satu kaki, sementara kaki satunya digunakan untuk menulis.

“Beberapa waktu lalu, saya sempat terbantu dengan adanya notebook dan proyektor yang bisa saya gunakan menyiapkan bahan ajar di rumah. Tetapi saat ini semua alat bantu tersebut mengalami kerusakan, sehingga saya pun harus kembali menulis di papan tulis,” kenangnya.

Untung mengaku bangga dan berterima kasih kepada Menteri Agama yang telah mengundangnya dan memberi penghargaan berupa guru inspiratif. Dia berharap, dunia pendidikan di Indonesia akan lebih baik di masa mendatang.

Untung bertekad akan mengabdi sebagai guru hingga akhir hayat. Apalagi ia ingin memberikan kontribusi sebanyak mungkin untuk generasi penerus bangsa. Juga sekaligus menjadi jembatan ilmu untuk anak didiknya.

Lelaki yang memiliki motto hidup jangan menyerah pada keadaan, berikan yang terbaik buat orang lain, ini tidak mempermasalahkan besar kecilnya gaji yang ia terima setiap bulannya. “Pasti tahu kan berapa besar gaji guru honorer seperti saya,” selorohnya.

“Apa pun yang saya kerjakan menjadi ladang pahala buat saya,” ucap guru lulusan pesantren ini. (put)