MotoGP Aragon 2020(motogp.com)

Kastara.ID, Madrid – Pembalap satelit Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo mengejutkan publik usai mengemas dua kemenangan dalam dua balapan yang digelar di Sirkuit Jerez. MotoGP 2020 diawali dengan dua balapan, GP Spanyol dan GP Andalusia.

Setelah itu ia memimpin klasemen sementara dengan total 50 poin, namanya langsung melejit menjadi favorit utama untuk gelar juara dunia.

Musim MotoGP yang diperpendek karena Corona menghadirkan banyak tekanan, ada 14 balapan dan kehidupan yang sangat ketat di paddock membuat pembalap harus menjalani semuanya dengan sedikit bebeda dari musim sebelumnya.

Sayangnya, kondisi lain terkait masalah mental dan kesiapan konsep Quartararo membuatnya gagal bersinar di akhir 2020. Bahkan ia sendiri mengaku butuh bantuan psikolog usai balapan tahun ini, karena memang beban mental yang berat.

Pada akhirnya Quaratraro terpuruk di posisi delapan klasemen akhir dan gelar juara dunia jatuh ke tangan pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir.

Pembalap Repsol Honda Marc Marquez yang absen sepanjang musim, mencoba memberikan pandangan terkait kegagalan pembalap bernomor #20 itu meraih gelar.

“Itu tidak berjalan seperti yang diharapkan tahun ini,” papar Marquez soal kondisi Quartararo seperti dilansir Motorsport-Total.

“Quartararo tidak pernah berjuang untuk gelar dalam kelas Grand Prix mana pun,” imbuh Marquez.

“Di MotoGP, ketika Anda ragu, Anda bisa gagal lebih cepat ketimbang di kelas lain. Itulah mengapa saya selalu punya filosofi menjadi juara dunia atau memperjuangkan gelar sebelum saya naik kelas,” analisa Marquez.

Artinya, mental pembalap yang ditempa oleh kerasnya persaingan gelar di kelas Moto3 dan Moto2 adalah hal yang sangat penting bagi diri seorang pembalap.

Mengingat Quartararo tak pernah bersinar di kedua kelas itu, mentalnya tidak pernah secara langsung berhadapan dengan tekanan persaingan gelar, lalu tiba-tiba di MotoGP ia mendapatkan kondisi sulit itu, pada akhirnya ia gagal menangani tantangan dalam kondisi rumit.

Sementara pembalap yang berdarah-darah di Moto3 dan Moto2, bisa mendapat manfaat begitu naik kelas, walau mereka belum bisa memperjuangkan gelar di MotoGP, tapi setidaknya mereka kuat secara mental dan konsep balap. (tra)