Covid-19

Kastara.ID, Jakarta – Permintaan maaf Ganjar Pranowo mendapat penolakan dari warga Desa Wadas.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga memberikan pandangannya yang disampaikan kepada Kastara.ID, Kamis (10/2) siang.

“Penolakan itu wajar, karena substansi persoalan warga setempat adalah menolak tambang di wilayahnya. Mereka ingin lahan yang dimiliki dapat digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarganya,” ungkap pengamat yang biasa disapa Jamil ini.

Jadi, yang dibutuhkan warga adalah pencabutan Surat Keputusan Gubernur yang menjadikan Desa Wadas wilayah tambang. Adanya aparat hukum bersenjata lengkap hanya untuk mengamankan wilayah itu menjadi daerah tambang.

“Karena itu, tindakan represif yang kemudian ajakan berdialog tidak akan menyelesaikan masalah warga Desa Wadas. Dialog yang akan dilakukan Ganjar tampaknya akan sia-sia,” imbuh Jamil.

Kenapa? Karena Ganjar sudah kehilangan kredibilitas di mata warga setempat. Ganjar sudah tidak mereka percaya lagi.

“Dalam komunikasi, sumber yang tidak dipercaya tidak akan efektif menyampaikan pesan. Karena itu, pendekatan komunikasi apa pun yang akan digunakan Ganjar tidak akan dapat mengubah sikap menolak warga Desa Wadas,” jelas Jamil.

Jadi, kalaupun akan dilakukan dialog, sebaiknya Ganjar tidak terlibat. Lebih baik dicari tokoh lain yang masih dipercaya warga setempat. “Tokoh tersebut masih berpeluang mengatasi persoalan bila masalah utama warga setempat diakomodir. Kalau tidak, tentu sulit untuk menyakinkan warga setempat,” pungkas Jamil yang juga mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini. (dwi)