Majelis Rakyat Papua

Kastara.ID, Jakarta – Jumlah mahasiswa asal Papua yang dilaporkan pulang ke Jayapura mencapai 830 orang. Atas kejadian ini Majelis Rakyat Papua (MRP) disalahkan atas maklumat yang dikeluarkan (pada 21 Agustus) ini sebagai penyebabnya.

Namun Ketua MRP Timotius Murob (10/9) membantah bahwa kepulangan mahasiswa asal Papua ini dipicu oleh maklumat yang berisikan, “apabila adik-adik mahasiswa dan mahasiswi tidak merasa nyaman, tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka kami akan minta untuk pulang.”

Lagi ditekankan bahwa maklumat dibuat oleh MRP karena dalam kondisi terdesak dengan demo (19 Agustus), sehingga MRP terpaksa segera mengeluarkan maklumat agar mahasiswa asal Papua bisa lebih tenang di daerah tempat perkuliahannya masing-masing.

Timotius justru menganggap kepulangan ratusan mahasiswa asal Papua ini sebagai musibah baru. Dan lagi, Ketua MRP ini menekankan bahwa tidak ada sama sekali tekanan terhadap mahasiswa yang memutuskan kembali ke kampung halaman.

Timotius mengatakan bahwa MRP sebenarnya sudah membangun komunikasi dengan eksekutif dan legislatif. Hal itu untuk mengatasi bencana baru akibat kepulangan ratusan mahasiswa ke Papua. Ia menjelaskan bahwa pendidikan mahasiswa yang memilih pulang ini juga harus diperhatikan.

Bagi mahasiswa asal Papua yang saat ini masih berada di tempat studinya, Ketua MRP berpesan untuk tidak mengikuti jejak teman-temannya yang lebih dulu pulang kampung. Sebab hingga saat ini belum ada pihak yang mengajak MRP berkomunikasi.

Untuk menjaga kondusivitas dan kebaikan bersama, Timotius mengajak dan berharap agar Papua dan Papua Barat bekerja sama dalam rangka menangani kepentingan adik-adik mahasiswa asal Papua, demi keperluan perkuliahan mereka. (mar)