Jusuf Kalla

Kastara.ID, Jakarta – Mantan Wakil Presiden (Wapes) RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) mengaku heran dengan kondisi ekonomi Indonesia. Pasalnya orang terkaya di Indonesia justru adalah pengusaha rokok.

Hal ini berbeda dengan kondisi di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Korea Selatan, atau India. Saat seminar online internasional yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (9/12), JK menuturkan, di negara-negara tersebut orang kaya adalah pengusaha minyak, IT, atau pemilik bank.

JK mencontohkan, di AS perusahaan paling maju sekarang IT. Sebelumnya di tahun 60-70an, pengusaha minyak, seperti Chevron dan Exxon yang menjadi orang paling kaya. Di Jepang ekonomi dikuasai oleh para pemilik bank, seperti Softbank. Di Korea Selatan perusahaan IT dan elektronik seperti Samsung yang berjaya. Sedangkan di India perusahaan energi.

Anehnya di Indonesia justru pemilik pabrik rokok yang menjadi orang terkaya. Bukan hanya satu, tiga pengusaha rokok menempati urutan satu sampai tiga orang terkaya di tanah air. Padahal rokok jelas-jelas merugikan kesehatan masyarakat. Bahkan pada bungkusnya tertulis jelas rokok dapat menyebabkan kanker.

Meski berbahaya, industri rokok tetap saja maju. Artinya orang Indonesia menurut JK tidak lagi peduli dengan kesehatan. Bahkan ancaman penyakit kronis seperti kanker tidak dipedulikan.

Wapres dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengakui kalau dirinya ikut bersalah dengan kondisi ini. Pasalnya saat menjabat orang nomor dua di negeri ini, ia tak sanggup mengubahnya. Ia mengaku berusaha mengurangi jumlah perokok dengan menaikkan cukai. Tapi jumlah perokok tidak berkurang

Saudagar asal Makassar ini menambahkan, kondisi ini tentu tidak sehat. Bahkan bisa mengancam perekonomian nasional ke depan. Pasalnya saat ini hampir seluruh dunia mulai berkiblat pada ekonomi digital. (ant)