Kastara.id, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi Pemerintah Turki dan Yayasan United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) atas kerja sama dalam mencetak generasi Qurani yang diharapkan akan ikut membangun peradaban dunia.

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag bekerja sama dengan Yayasan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI/United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) kembali mewisuda para santri penghafal Al-Quran (Hafidz Al-Quran). Tahun ini, sebanyak 136 santri yang diwisuda.

Kepada para santri yang mulai Selasa (11/7) malam akan diberangkatkan ke Turki, Lukman berpesan untuk menggunakan kesempatan belajar ini dengan baik. Al-Quran yang dihapal merupakan sumber pengetahuan yang juga harus dipahami, diamalkan dan diajarkan kepada masyarakat.

“Sebagai  duta bangsa, jangan lupakan identitas ke-Indonesia-an kita, sebagai bangsa yang memiliki nilai keagamaan yang tinggi, tebarkanlah ajaran-ajaran Islam dengan penuh kasih sayang. Jaga nama baik Indonesia. Jaga corak ke-Islaman masyarakat Indonesia yang ramah, sopan santun, dan penuh kasih sayang,” ujar Lukman kepada wisudawan, di Jakarta, Selasa (11/7).

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, mereka yang diwisuda hari ini juga sekaligus dilepas oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk melanjutkan pendidikan di Turki. “Kerja sama ini didasari atas komitmen bersama Kementerian Agama dan UICCI untuk mencetak kader kyai dan ulama yang mempunyai kapasitas pemahaman Al-Qur’an secara mumpuni,” kata Kamaruddin.

Menurut Kamaruddin, sesuai nota kesepahaman bersama dari dua belah pihak, santri program ini akan mengikuti proses pembelajaran selama dua tahun di pesantren-pesantren Sulaimaniyah yang tersebar di Indonesia. setelah itu, dilakukan seleksi ulang terhadap mereka untuk menentukan siapa yang akan lanjut belajar di Turki selama dua tahun.

Kerja sama ini sudah berjalan selama tujuh tahun. Hingga tahun 2017, jumlah pesantren Sulaimaniyyah di Indonesia sebanyak 29 pesantren dengan jumlah santri 1.700 santri. Dari jumlah itu, santri yang sedang belajar di Turki 325 santri. Selain itu,  120 santri sudah selesai dari Turki dan sekarang tersebar di pesantren-pesantren Sulaimaniyah di Asia Pasifik.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi menambahkan, program ini menjadi bagian dari upaya dan komitmen Ditjen Pendidikan Islam untuk menjadikan Pendidikan Islam-Indonesia sebagai destinasi pendidikan Islam dunia ke depan. Kementerian Agama RI sejak tahun anggaran 2015 ini telah menetapkan Program 10.000 Hafizh dan Hafizhah Al-Quran pada Pondok Pesantren.

“Program tahfizh diselenggarakan di sejumlah pondok pesantren di Indonesia dan di Turki. Diharapkan, setiap peserta tahfizh dalam kurun waktu 2 tahun mampu menuntaskan hafalan Al Quran 30 juz dan pemahaman keagamaan yang baik,” ujar Ahmad Zayadi.

Wisuda Hafidz Al Quran ini dihadiri Menteri Agama RI, para pejabat Eselon I Kemenag dan Eselon II Ditjen Pendidikan Islam, pihak UICCI Turki, tamu undangan dalam dan luar negeri, serta orang tua wisudawan. (nad)