Mazda

Kastara.id, Jakarta – Pihak Mazda akhirnya mengklarifikasi bahwa mereka sesungguhnya tak mencurangi data tersebut. Seperti diketahui, sebelumnya Nikkei Asian Review menyebutkan bahwa pihak Suzuki dan Mazda serta Yamaha melakukan kecurangan data.

Namun melalui Carlist, pihak Mazda memberi klarifikasi bahwa kesalahan pada data tes tersebut bukanlah sebuah hal yang disengaja, melainkan karena adanya error yang dikenal oleh para engineers sebagai Speed Trace Error. Jadi, dalam pengujian konsumsi BBM dan Tingkat Emisi Gas buang di dalam laboratorium, semua kendaraan yang menjalani tes berjalan di jalan yang sudah disimulasikan, menggunakan roda di bawah ban mobil, semacam mesin dyno. Penggunaan metode ini sendiri sudah sesuai dengan standar yang diberikan, dan tak menyalahi aturan yang berlaku.

Artinya, secanggih apa pun tools (alat) yang digunakan, faktor manusia juga ikut menentukan. Dalam hal studi dan penelitian, ada deviasi hasil yang memungkinkan hasil akhir yang berbeda. Faktor inilah yang kerap dikenal dengan Speed trace Errors.

Tak heran jika pihak Mazda harus melakukan klarifikasi termasuk setiap deviasi yang terjadi. Deviasi atau penyimpangan yang di luar batas yang bisa diterima tersebut ditandai, namun pada kasus yang menimpa 72 unit mobil dari Mazda tersebut malah tidak. Jika dihitung prosentasenya, 72 mobil dari 1.875 mobil sendiri merujuk pada angka 3,8% yang berarti kondisi ini lebih condong pada kesalahan pada prosedur pengujian dibandingkan tindakan kecurangan.

Pihak Mazda sendiri juga menunjukkan bahwa dari 1.875 unit mobil yang diuji tersebut, 403 unit diantaranya diuji dengan standar WLTC (Worldwide harmonized Light vehicles Test Cycles) yang juga dikenal dengan nama WLTP, dan menariknya, tak ada error ataupun kesalahan sama sekali diantara 403 unit mobil tersebut. Mazda sendiri adalah pabrikan asal Jepang pertama yang sudah mendapatkan sertifikasi WLTP, padahal sertifikasi tersebut sudah banyak memakan korban dari pabrikan Eropa karena ketatnya standar yang diusung.

Mazda telah menyadari dan meminta maaf karena adanya kesalahan, namun mereka membuktikan bahwa kesalahan ini hanya pada prosedur saja, bukan upaya kecurangan. Pihak Mazda sendiri bebas dari urusan kecurangan yang melibatkan banyak kompatriotnya asal Jepang. (lan)