Untuk Pemenang Grup Terbaik dan berhak mendapatkan hadiah trofi, piagam dan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 25.000.000 yakni Teater Tema Gunadarma, Kantong Teater, Teater Petra, Teater Sindikat Aktor Jakarta, dan Teater Sembilu.

Pemeran Pria Terbaik dimenangkan M. Zaidan yang berhak atas trofi, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 15.000.000.

Freska Puspitasari dengan hadiah berupa trofi, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 15.000.000 menjadi Pemenang Pemeran Wanita Terbaik diraih

Pemenang Sutradara Terbaik diraih M. Djunaedi Lubis yang berhak atas hadiah uang pembinaan Rp 20.000.000, trofi dan piagam.

Penulis Naskah Terbaik dimenangkan Stanislaus J. Daryl dengan karya The Exhibit dan mendapatkan hadiah berupa trofi, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 15.000.000.

Pemenang Penata Artistik Terbaik diraih Dediesputra Siregar dan mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 12.500.000, trofi dan piagam.

Penata Musik Terbaik diraih Dediesputra Siregar, Denie Matahari, dan Herie Matahari. Mereka berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 12.500.000, trofi dan piagam

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, FTJ sebagai kegiatan berjenjang diikuti oleh grup-grup teater pemenang dari lima wilayah kota dengan masing-masing tiga grup pemenang dan satu perwakilan dari Kabupaten Kepulauan Seribu.

“FTJ dititikberatkan sebagai ruang apresiasi pada proses setiap pelaku atau grup peserta FTJ di masa pandemi,” ujarnya, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya (10/12).

Iwan menjelaskan, FTJ kali ini mengusung tema Adaptasi sebagai salah satu usaha mengambil bagian untuk tetap berkarya di masa pandemi Covid-19. Tahun ini, penyelenggaraan Festival Teater Jakarta bertolak dari semangat adaptasi.

“Demi mengatasi keadaan yang tidak menentu dan ruang gerak yang terbatas dalam proses penciptaan karya kolektif. FTJ 2021 tak mungkin terselenggara seperti dulu. Ia membutuhkan saling pemahaman dari setiap stakeholder-nya untuk menimbang berbagai cara, bahkan dalam kesadaran dramaturgisnya,” ungkapnya.

Menurutnya, FTJ menjadi sebuah fenomena menarik untuk dikaji dan diuji sebagai mekanisme pembinaan teater di Jakarta. Perjalanannya yang relatif panjang menjadi bukti eksistensi sebuah proses pembinaan yang terus menerus tanpa putus, yang mengisyaratkan adanya sistem yang mapan dan terjaga.

Ia berharap, rangkaian kegiatan Festival Teater Jakarta ke-48 ini dapat menjadi semacam barometer pembinaan teater di seluruh Indonesia, khususnya bagi lembaga/instansi terkait yang memiliki wewenang dan kepentingan bagi kehidupan perteateran di Indonesia.

“Semoga perhelatan Festival Teater Jakarta dapat menjadi kebanggaan kita bersama dan dapat menjadi salah satu pemicu para pelaku serta pekerja seni, khususnya seni teater untuk kembali berkarya menampilkan karya-karya terbaiknya yang dapat diapresiasi oleh masyarakat Jakarta bahkan Indonesia,” tandasnya. (hop)