Hari Suci Nyepi

Kastara.ID, Jakarta – Dalam suasana yang penuh khidmat dan khusyuk, puluhan umat Hindu menjalani prosesi Upacara Melasti di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara.

Masih di tengah kondisi pandemi COVID-19, Upacara Melasti tersebut berlangsung secara sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, yakni mengukur suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.

Ketua Panitia Pelaksana Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 Provinsi DKI Jakarta, Ida Bagus Djayapati menyampaikan, Upacara Melasti kali ini hanya dihadiri oleh perwakilan umat Hindu dari lima wilayah di Provinsi DKI Jakarta. Sementara umat lainnya diimbau untuk bersembahyang dari rumah masing-masing demi menghindari kerumunan dan mencegah penyebaran COVID-19.

“Pesertanya perwakilan umat Hindu yang berasal dari lima Banjar, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Ada Pinandita/pemuka agama, tokoh umat Hindu dan juga perwakilan Parisada (majelis organisasi umat Hindu) dari lima wilayah di DKI Jakarta,” ujarnya (11/3).

Djayapati menerangkan, Upacara Melasti merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 yang jatuh pada Minggu mendatang, 14 Maret 2021. Upacara Melasti di Puri Segara, Cilincing, Jakarta Utara, dipimpin oleh seorang Sulinggih Ida Pedanda Gede Panji Sogata dari Griya Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

“Makna dari Upacara Melasti secara simbolis merupakan ritual pembersihan diri dan alam sekitarnya serta dalam waktu yang bersamaan juga dilakukan upacara penyucian berbagai perlengkapan dan simbol pemujaan atau prelingga,” katanya.

Ia menuturkan, setelah melakukan persembahyangan bersama dengan melantunkan doa dan mantra dilanjutkan dengan prosesi permohonan air suci atau tirta amerta dan bija untuk keselamatan. Penggunaan air sebagai sarana penyucian dalam Upacara Melasti memiliki nilai filosofi tinggi bagi umat Hindu.

“Kami menganggap bahwa air baik yang berasal dari laut maupun dari mata air di gunung merupakan air sumber kehidupan. Oleh karena itu, air sumber kehidupan ini juga disebut dengan nama tirta amerta,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Persatuan Wanita Suka Duka Hindu Dharma (PWSHD) Banjar Wilayah Jakarta Utara, Niluh Artini mengungkapkan, pelaksanaan Upacara Melasti di Pura Segara pada tahun ini memang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kendati demikian, lanjut Niluh, pelaksanaan Upacara Melasti di tengah pandemi, tidak serta merta mengurangi kekhidmatan dan suasana khusyuk bagi umat Hindu dalam bersembahyang.

“Mudah-mudahan pandemi di tahun depan sudah nggak ada lagi. Jadi kita bisa sembahyang dengan leluasa dan normal lagi. Lebih banyak juga umat Hindu di DKI Jakarta dan sekitarnya yang bisa hadir di Upacara Melasti tahun depan,” tandasnya. (hop)