Pelni

Kastara.ID, Jakarta – Polemik di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) masih terjadi menyusul keputusan pembatalan kegiatan kajian Ramadan Online. Berbagai pihak menyesalkan acara yang sedianya diselenggarakan setiap Kamis di bulan Ramadan itu tidak jadi terlaksana. Terlebih alasan pembatalan adalah dugaan panitia telah terpapar radikalisme.

Anggota DPR RI Fadli Zon menyayangkan tindakan berlebihan yang ditunjukkan Komisaris PT Pelni. Menurutnya hal itu sangat berlebihan. Melalui cuitan di akun twitternya @fadlizon (9/4), politisi Partai Gerindra ini menyatakan, tindakan menuduh seseorang radikal biasanya dilakukan oleh pihak yang terkena Islamophobia.

Fadli menyebut pengidap Islamophobia akan dengan mudah menuduh orang lain radikal. Padahal menurut Fadli, orang yang menuduh itu tidak paham dengan peradaban Islam. Akhirnya mereka mudah bikin stempel “radikal-radikul.”

Sementara mantan Juru Bicara Presiden Abdurachman Wahid atau Gus Dur, Adhie M. Massardi meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir segera mencopot Komisaris Independen PT Pelni, Kriatia Budyanto. Menurut Adhie, pria yang biasa disapa Kang Dede itu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas polemik pembatalan kajian Ramadan di PT Pelni.

Saat menjawab pertanyaan awak media (10/4), Adhie menambahkan, tindakan Kang Dede itu telah meresahkan umat Islam yang tengah mempersiapkan kegiatan ibadah Ramadan. Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) melihat cara dan gaya Kang Dede saat mengumumkan pembatalan kajian Ramadhan sangat memperlihatkan ia mengidap Islamophobia akut.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, menurut Adhie, seharusnya tidak ada Islamophobia. Apalagi pelakunya adalah orang yang menempati jabatan publik, seperti BUMN. Adhie menambahkan, Indonesia adalah negeri Pancasila sehingga tidak boleh ada ruang bagi yang miliki phobia terhadap agama apapun, apalagi phobia terhadap agama mayoritas.

Adhie Massardi menegaskan, penting bagi Menteri BUMN Erick Tohir segera menyelesaikan skandal Islamphobia di PT Pelni. Jika tidak, Adhie khawatir umat Islam akan bereaksi lebih keras. Bisa-bisa Erick akan bernasib seperti Kapal Tampomas II milik Pelni yang terbakar dan tenggelam di Laut Jawa pada 1981. (ant)