Headline

DPR Minta Jokowi Hentikan Impor Vaksin Sinovac

Kastara.ID, Jakarta – Komisi IX DPR mengkritik tindakan pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengimpor 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech, China. Pasalnya vaksin tersebut masih belum mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan  Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Wakil Ketua Komisi IX DPR Ansori Siregar mengatakan, EUA ibarat visa yang memberikan izin seseorang masuk ke negara lain. Jika produk kesehatan, seperti obat dan vaksi belum memiliki EUA seharusnya tidak bisa masuk. Jika BPOM belum memberikan EUA terhadap vaksin Sinovac, seharusnya produk asal China itu menurut Ansori tidak diperkenankan masuk.

Pemerintah diketahui telah mendatangkan 1,2 juta vaksin Sinovac. Pada Ahad (6/12) malam, pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, dengan membawa 1,2 juta vaksin Sinovac langsung dari Beijing, China.

Pemerintah juga dalam proses mendatangkan 1,8 juta vaksin yang sama. Direncanakan pada Januari 2021 vaksin Covid-19 buatan Sinovac itu tiba di Indonesia. Saat berbicara di Gedung Parlemen, Jakarta (11/12), Ansori mendesak pemerintah menghentikan impor vaksin tersebut.

Sedangkan 1,2 juta vaksin yang terlanjur datang, DPR meminta agar pemerintah tidak terburu-buru menyuntikkannya ke masyarakat. Wakil Ketua Komisi IX Sri Rahayu di tempat yang sama meminta program vaksinasi menunggu izin dari BPOM. Terlebih saat ini tengah dilakukan uji klinis tahap III. Sri khawatir jika dipaksakan, program vaksinasi justru membawa dampak negatif bagi rakyat.

Pihak Sinovac Biotech Ltd, China, mengakui hingga saat ini belum diketahui tingkat kemanjuran vaksin tersebut. Seperti dilaporkan Bloomberg (8/12), angka 97 persen hanya  mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin. Tingkat serokonversi yang tinggi tidak berarti vaksin efektif melindungi orang dari virus corona atau Covid-19.

Sebelumnya pemerintah Brasil memutuskan menunda uji klinis tahap III terhadap vaksin Sinovac. Pasalnya vaksin tersebut telah mengakibatkan satu relawan meninggal dunia.

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengatakan, vaksin hanya bisa dibuktikan melalui dokumen hasil uji klinis fase III, bukan melalui pemberitaan media semata. Itulah sebabnya menurut Terawan pemberitaan media tidak begitu saja dituruti.

Saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Jakarta (10/12), Terawan menegaskan, pemerintah akan tetap memantau hasil uji klinis yang saat ini tengah berjalan. Menurutnya, pihak BPOM akan memberikan masukan terkait vaksin Sinovac. (ant)

Leave a Comment

Recent Posts

KBBI Wadah Untuk Jaring Aspirasi Warga Kota Depok

Kastara.Id,Depok - Program Nyentil Imam merupakan wadah menjaring aspirasi dan masukan untuk warga Depok yang…

Yuks, merapat ke NASGOR BABE Alfie di Kota Depok

Kastara.Id.Depok - NasGor Kambing, Sapi, Ayam dan NasGor Singapore (seafood),  Tongseng Kambing/Sapi  dan Sop Iga.…

Eko Patrio Layak Jadi Menteri Komunikasi dan Informatika

Kastara.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, Eko Patrio menjadi…

Supian Suri Menyanggupi Mengenai Kesiapannya Menjadi kader Partai Gerindra

Kastara.Id,Depok - Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok sudah sepakat untuk  membawa satu nama ke…

Partai NasDem Mendukung Imam Budi Hartono Maju Menjadi wali kota Depok

Kastara.Id,Depok - Ketua DPD Partai NasDem Kota Depok memberikan sinyal koalisi jelang pemilihan kepala daerah…

Langkah Pemkot Depok Atasi Banjir di Jalan Bulak Barat Cipayung

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat melakukan langkah-langkah mengatasi banjir di Jalan Bulak…