Jantung

Kastara.id, Makkah – Kementerian Kesehatan meminta jemaah haji untuk waspada terhadap empat pemicu penyakit jantung. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis jantung pada Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Muhammad Gibran Fauzi Harmani,SP.JP,  di KKHI Makkah.

“Jemaah haji dengan risiko tinggi perlu mewaspadai pemicu penyakit jantung. Demikian pula para pendamping atau teman sekamar,” pesan Gibran, Minggu (12/8).

Pemicu pertama yang perlu diperhatikan adalah kelelahan. Menurut Gibran, kelelahan dapat disebabkan akibat ibadah, perjalanan jauh, ataupun kelelahan akibat aktivitas di pondokan seperti naik turun tangga. “Hampir sebagian besar kasus-kasus penyakit jantung yang datang ke KKHI dan mengalami perburukan adalah karena kelelahan yang disebabkan oleh beberapa alasan itu,” terang Gibran.

Pemicu kedua, adalah ketidakpatuhan jemaah dalam mengkonsumsi obat. “Biasanya karena tidak meminum obat yang selama ini dikonsumsi di Indonesia. Ketidakpatuhan ini dapat mengakibatkan perburukan kondisi jantung,” kata Gibran.

Sementara, pemicu ketiga penyakit jantung adalah adanya infeksi saluran nafas atas atau infeksi saluran nafas bawah. Menurut Gibran, hal ini rentan terjadi karena faktor cuaca kering dan suhu tinggi di Arab Saudi. Pemicu keempat adalah adanya kondisi faktor-faktor risiko jantung yang tidak terkendali seperti tekanan darah yang melonjak atau gula darah yang tinggi.

Menurut Gibran, akibat empat pemicu tadi jemaah berpenyakit jantung dapat mengalami beberapa gejala. Pertama, adalah sesak nafas yang dirasakan semakin memberat. Sesak nafas yang dirasakan berat seperti rasa ingin tenggelam, kaki bengkak, perut begah, nafsu makan turun. Rasa sesak ini akan sedikit membaik bila pasien duduk ataupun tidur dengan 2-3 bantal.

“Itu merupakan keluhan jantung yang khas apabila disebabkan karena sesak. Selain karena sesak, bisa juga pasien ataupun jemaah merasakan keluhan yang sering yaitu nyeri atau rasa tidak nyaman di dada setelah melakukan aktivitas ataupun bila ada stres yang bisa memicu,” terang Gibran.

Rasa tidak nyaman ini bisa muncul dari lima menit sampai lebih dari setengah jam. Dapat juga disertai dengan rasa mual, muntah, dan keringat dingin sampai bajunya basah. “Rasa tidak nyaman lain bisa juga seperti terbakar, dihimpit, ditindih benda berat, terasa tertusuk yang menjalar dari dada sampai lengan kiri ataupun ke punggung, rahang, dan lengan kanan,” tambahnya.

Keluhan kedua, yaitu keluhan yang disertai rasa berdebar-debar. “Ada bermacam rasa debar. Misalnya debaran terasa cepat, debaran tidak teratur, debaran terasa lambat,” kata Gibran.

Bila jemaah haji merasakan ini, Gibran mengimbau agar jemaah maupun pendamping segera melaporkan ke dokter kloter. Gibran menegaskan bahwa telah ada sistem komunikasi antara Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dengan dokter-dokter di sektor dan kloter.

“Jemaah risti akan mendapatkan penanganan awal dan cepat di masing-masing sektor. Hasilnya akan dikonsultasikan kepada dokter jantung KKHI yang bertugas untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” terang Gibran. (put)