Monumen Pers Nasional (MPN) Surakarta

Kastara.ID, Surakarta – Bupati Magetan Suprawoto mengapresiasi Monumen Pers Nasional (MPN) Surakarta, Jawa Tengah, yang konsisten menyimpan berbagai naskah peristiwa bersejarah berkaitan dengan perkembangan pers dari waktu ke waktu. “Saya melihat ini langkah konsisten yang dilakukan oleh MPN,” ujar Bupati Magetan Suprawoto dalam Peresmian Revitalisasi MPN Surakarta, Jumat (14/2).

Menurut Suprawoto, langkah ini sudah tepat dilakukan oleh MPN karena catatan bersejarah tentang pers sudah seharus tersimpan dengan baik. Catatan ini akan menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi generasi penerus bangsa untuk senantiasa berjuang bagi bangsa dan negara dalam berbagai bidang. “Alangkah beruntungnya saya masih dapat merasakan pelayanan MPN yang semakin baik,” imbuhnya.

Bupatei Magetan meminta, langkah digitalisasi pada setiap dokumentasi sejarah di MPN dapat dilakukan secepatnya. Supaya masyarakat dapat dengan mudah memahami setiap peristiwa bersejarah perjuangan pers di dalam negeri.

Dengan terwujudnya hal tersebut, maka masyarakat akan mengetahui arti pentingnya peran pers. Pers yang saat ini merupakan pilar ke empat penunjang dari demokrasi Indonesia. “Digitalisasi seluruh alat dapat segera dilakukan pada setiap naskah bersejarah yang tersimpan,” pungkasnya.

Digitalisasi koleksi MPN Surakarta sudah dilakukan sejak tahun 2012. Melalui digitalisasi, pengelola MPN menyelamatkan beragam koleksi kuno yang secara fisik sudah tua dan mudah rusak. Ada majalah dan koran dari periode tahun 1910 hingga tahun 2000 kini dapat dinikmati pengunjung melalui touch screen monitor dan didokumentasikan pula dalam bentuk CD. Hasil digitalisasi itu bisa digunakan oleh pengunjung yang rata-rata dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang melakukan riset.

Wajah baru MPN Surakarta dikenalkan oleh Kepala MPN Widodo Hastjaryo. Menurutnya, MPN terlahir kembali menjadi lebih modern dengan teknologi yang bisa menarik perhatian pengunjung. “Dahulu MPN lebih keliatan gelap dan serba kuno, kini semuanya akan lebih digital,” ujar Kepala MPN Widodo Hastjaryo.

Setelah lebih dari satu abad, kata Widodo, kini sudah waktunya MPN menjadi lebih modern untuk bisa membuat setiap informasi yang berkaitan dengan pers dapat dipahami oleh masyarakat luas. Karena pers di Indonesia merupakan salah satu pilar demokrasi yang sangat penting dalam jalannya suatu pemerintahan. “Sudah lebih dari 102, kini kami sudah memakai bantuan teknologi untuk memberikan setiap informasi sejarah kepada pengunjung,” imbuhnya.

Kini setiap bagian dari monumen dibuat lebih digital, artinya memakai medium visual dan audio dalam menjelaskan berbagai sejarah yang berkaitan dengan dunia pers kala itu. Dengan menggunakan teknologi ini akan membuat seluruh informasi tentang pers akan lebih mudah di cerna oleh para pengunjung yang datang. “Semua tata ruang tampilan sangat edutainment jadi untuk literasi kepada anak kita yang berkunjung,” tuturnya.

Widodo yakin, dengan menjadi lebih mudah informas terkait dengan MPN yang dimengerti oleh masyarakat tentunya akan membuat dampak positif bagi seluruh masyarakat. Masyarakat dapat menjadi lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar di dunia maya. “Memerangi hoaks dan itu yang terutama ketika kita sudah memasuki abad milenial saat ini,” pungkasnya. (rfr)