Monumen Pers Nasional (MPN)

Kastara.ID, Surakarta – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo menilai, revitalisasi Monumen Pers Nasional (MPN) dalam rangka menyambut peradaban baru yang menuntut teknologi modern untuk menyebarkan informasi kepada khalayak luas. Bahkan, Dirjen IKP mendorong revitalisasi dapat menarik bagi generasi milenial.

“Sudah melakukan satu renovasi renovasi dan maksud saya terlahir kembali lahir kembali untuk menyambut peradaban baru ini,” ujar Dirjen Widodo Muktiyo di Monumen Pers, Solo, Jumat (14/2).

Menurut Dirjen Widodo, MPN seharusnya tidak hanya digunakan sebagai wadah penyimpanan dokumen-dokumen bersejarah saja. “Tetapi juga sebagai tempat edukasi bagi masyarakat luas tentang perkembangan dunia pers sejak dahulu kala,” ujarnya.

Oleh karena itu, Dirjen IKP meminta agar pengelola MPN dapat mengemasi sejarah zaman dahulu dengan baik dan menarik. “Banyak cerita-cerita heroik yang sangat inspiratif yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh pers jaman dahulu ketika memperjuangkan kemerdekaan. Nanti orientasinya tidak sekadar menjadi dokumen atau tempat menyimpan barang-barang sejarah, tapi juga menjadi tempat untuk edukasi buat segenap masyarakat,” imbuhnya.

Dirjen Widodo bangga kini MPN sudah bisa sudah bisa mencapai hal tersebut. “Karena masyarakat harus memahami pentingnya pers dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Nilai hsitorisnya yang begitu tinggi sehingga masyarakat harus tahu detail terkait dengan MPN,” tandasnya.

Melalui revitalisasi yang dilaksanakan, Dirjen IKP berharap agar generasi milenial pun akan ikut bersemangat datang ke MPN untuk mengetahui berbagai informasi terkait dengan sejarah pers di Indonesia. “Kita dari Kominfo ini ingin merevitalisasi yang juga melahirkan kembali pemahaman monumen yang modern museum yang modern dan bercita rasa milenial juga,” pungkasnya.

Revitalisasi Monumen Pers Nasional yang ada di Kota Solo telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2019. Selain bangunan bagian depan serta fasilitas untuk pengunjung, revitalisasi akan dilakukan untuk studio dan berbagai fasilitas lain.

“Tahun lalu kami melakukan revitalisasi di bagian depan, salah satunya mempercantik dengan fasilitas touchscreen atau komputer layar sentuh yang bisa diakses oleh pengunjung untuk memperoleh informasi,” kata Kepala MPN Surakarta Widodo Hastjaryo. 

Menurut Widodo Hastjaryo, revitalisasi akan berlangsung bertahap. Targetnya agar masyarakat lebih peduli terhadap keberadaan Monumen Pers Nasional. “Tujuannya agar makin banyak pengunjung yang datang, kalau saat ini rata-rata jumlah kunjungan di kisaran 20.000 orang/tahun,” katanya.

MPN memiliki koleksi yang dimiliki bangunan cagar budaya tersebut meliputi teknologi komunikasi dan reportase, seperti mesin ketik, pemancar, dan telepon. Selain itu, ada pula koleksi koran-koran dan majalah terbitan lawas serta beberapa barang peninggalan tokoh pers pada masa lalu. (yan/rfr)