Kastara.ID, Jakarta – Pertemuan tertutup Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di kawasan Gubeng, Surabaya, tampaknya membicarakan Pilpres 2024.

Hal itu diutarakan Pengamat Komunikasi Politik M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Selasa (14/2) pagi.

Menurut Jamil, Prabowo tampaknya meminta kesediaan Khofifah untuk menjadi cawapresnya pada Pilpres 2024. Indikasi itu dapat dilihat dari dua hal.

“Pertama, pertemuan dilakukan tertutup. Ini artinya, ada hal sangat rahasia yang ingin disampaikan Prabowo kepada Khofifah. Hal rahasia itu untuk saat ini kiranya berkaitan dengan pendampingnya pada Pilpres 2024,” ungkap Jamil menerangkan.

Lanjut Jamil, pertemuan itu tampaknya lanjutan yang dilakukan 3 Mei 2022 lalu. Karena itu, pertemuan tertutup di kawasan Gubeng itu untuk mematangkan duet Prabowo-Khofifah pada Pilpres 2014.

“Dua, Prabowo memuji Khofifah setelah usai pertemuan. Pujian terhadap keberhasilan Khofifah memimpin Jawa Timur mengindikasikan kelayakannya menjadi cawapres,” lanjut Jamil.

Pujian Prabowo itu merupakan bentuk komunikasi politik indirect. Prabowo tidak menyatakan ini lho bakal cawapresnya. Namun dengan menyatakan beragam prestasi Khofifah, Prabowo sudah memberi sinyal inilah sosok yang paling layak jadi cawapresnya.

“Duet Prabowo-Khofifah memang lebih kompetitif dibandingkan Prabowo-cak Imin. Suka tidak suka Khofifah memang lebih menjual daripada cak Imin,” tandas pengamat dari Universitas Esa Unggul Jakarta ini.

Jadi, Prabowo akan berpeluang menang di Jawa Timur bila berpasangan dengan Khofifah. Hal itu dapat menebus kekalahannya di Jawa Timur pada Pilpres 2019.

“Hanya saja, kalau Khofifah nantinya jadi cawapresnya Prabowo, maka tertutuplah peluang Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk menjadi cawapres. Padahal, Cak Imin sudah melakukan berbagai manuver agar Prabowo menjadikannya cawapres,” imbuh mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Karena itu, bila Khofifah jadi cawapres Prabowo bukan restu Cak Imin, maka ada kemungkinan koalisi Gerindra-PKB akan bubar. PKB bisa saja berlabuh ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau ke PDIP.

Kalau hal itu terjadi, maka Gerindra belum dapat mengusung Prabowo-Khofifah pada Pilpres 2024. Sebab, Presidential Threshold (PT) 20 persen tidak terpenuhi.

“Kiranya hal itu menjadi simalakama bagi Prabowo bila memaksakan Khofifah menjadi cawapresnya. Memang pilihan sulit bagi Prabowo. Pilih Cak Imin tapi peluang kalah besar. Namun pilih Khofifah, PT 20 persen tidak terpenuhi. Padahal Prabowo berharap Pilpres 2024 akan mengantarkanya menjadi RI 1,” pungkas Jamil. (dwi)