TBC

Kastara.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk eliminasi TBC pada 2030, dan komitmen tersebut telah mendorong pendekatan multi sektor, yang merupakan fondasi sangat penting dalam menyukseskan eliminasi TBC di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek dalam Pertemuan End TB Sumut dan South East Asia Region (SEARO) High Level Leadership Meeting (HLLM) on Ending TB di New Delhi India yang berlangsung pada 13-18 Maret 2018.

“Komitmen tersebut telah diwujudkan dalam aksi nyata berupa penyediaan pendanaan penuh untuk eliminasi TBC, penguatan jejaring layanan pemerintah dan swasta berbasis kabupaten kota (distric based public-private mix), serta wajib melaporkan kasus TB (mandatory notification),” kata Menteri Nila seperti yang disampaikan dalam keterangan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, di Jakarta (13/3).

Ia melanjutkan, aksi nyata juga berupa jaminan kesehatan nasional untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada TBC, pelaksanaan pendekatan keluarga dan masyarakat, pembentukan strategi kemitraan masyarakat dan swasta di daerah, pencarian aktif pasien TBC, serta pengembangan inovasi penelitian dan pengembangan kebijakan TBC.

End TB Summit dan SEARO HLLM on Ending TB dibuka oleh Perdana Menteri India dan dihadiri oleh Direktur Jenderal WHO dan sejumlah Menteri Kesehatan anggota SEARO dari Bhutan, Bangladesh, India, Indonesia, Korea Utara, Maladewa, Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand, dan Timor Leste.

Hadir pula para Menteri Kesehatan dari berbagai kawasan, antara lain Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Nigeria, Tanzania, Zimbabwe, Kazakhstan, dan Wakil Menteri Kesehatan Brasil. Pertemuan akan menghasilkan Joint Statement on Commitments for Implementation New Delhi Call for Actions on Ending TB 2030. (nad)