SMK

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah berencana memperpanjang masa pendidikan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari semula tiga tahun menjadi empat tahun. Hal ini agar siswa memiliki waktu dan bekal yang cukup untuk memasuki dunia usaha dan industri setelah lulus.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan, pihaknya berupaya agar lulusan SMK memiliki pengetahuan setara dengan Diploma 1 atau 2. Dilansir dari Antara (13/6), Wikan menerangkan, nantinya para siswa SMK akan diwajibkan mengikuti program praktik kerja di industri. Program ini menjadi salah satu prasyarat kelulusan.

Wikan menambahkan, kurikulum SMK juga harus disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sehingga kemampuan teknia dan nonteknis siswa SMK sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu siswa juga akan menjadi lulusan yang fleksibel dan mampu bekerja di berbagai industri.

Demi mendukung upaya tersebut, Kemendikbud akan berupaya meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah. Kurikulum SMK juga harus disusun ulang. Dalam proses penyusunan kurikulum akan pula bekerja sama dengan kalangan industri.

Sementara itu pengamat pendidikan, Doni Koesoema menyarankan Kemendikbud mematangkan terlebih dahulu rencana tersebut. Selain itu Doni berharap, meski pendidikan di SMK selama empat tahun, lulusannya tetap bisa diterima di Perguruan Tinggu (PT). Pasalnya menurut Doni, kebanyakan anak masuk SMK bukan karena ingin langsung kerja tapi karena tidak diterima di SMA.

Saat memberikan keterangannya (13/6), Doni menyebut banyak siswa SMK yang salah mengambil jurusan. Itulah sebabnya Doni menilai perlu ada kejelasan terkait pemilihan jalur SMK. Seharusnya lulusan SMK hanya bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke Politeknik.

Pengurus Persatuan Keluarga Besar Taman Siswa (PKBTS) Darmaningtyas menilai SMK empat tahun bukanlah sebuah ide baru. Menurutnya, saat pertama kali dirintis di tahun 1978, lama belajar siswa SMK memang dirancang selama empat tahun. Namun dalam perjalanannya, waktu belajar dimampatkan jadi tiga tahun.

Darmaningtyas juga meminta pemerintah mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua siswa. Menurutnya, 60 persen siswa SMK berasal dari keluarga menengah ke bawah. Mereka masuk SMK dengan harapan bisa cepat bekerja. Jika diperpanjang jadi empat tahun dikhawatirkan bakal akan menambah beban ekonomi orang tua. (put)