Kastara.id, Jakarta – Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menekankan upaya pemberantasan terorisme dilakukan bukan untuk mengalihkan isu. Pemberantasan terorisme disebut Komjen Pol Syafruddin tugas berat yang diemban tim Densus 8 Antiteror.

“Teroris itu serius ya, jangan ada komentar bahwa itu pengalihan isu atau sebagainya. Anak buah saya satu tahun tidak pulang ke rumah, enggak ketemu anak, enggak ketemu istri untuk melacak,” ujar Komjen Pol Syafruddin kepada wartawan di PTIK, Jl. Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).

Komjen Pol Syafruddin kemudian menyebut penangkapan para terduga teroris di antaranya Muhammad Nur Solihin, Agus Supriyadi, S alias Abu Izzah di Karanganyar, Jawa Tengah, termasuk Dian Yulia Novi di Bintara Jaya, Bekasi merupakan prestasi. Sebab pada saat yang bersamaan ada sejumlah negara yang dilanda serangan bom yang diinstruksikan oleh ISIS.

“Bayangkan anggota saya enggak ketemu istri anak ya, makannya susah, mereka tidur di jalan. Mengantisipasi dan selidiki itu dan kita bisa tangkap sebelum ada bom (meledak). Jangan komentar pengalihan isu. Hati-hati dong komentar. Indonesia diakui oleh seluruh dunia tentang penanggulangan teroris,” kata Komjen Pol Syafruddin.

Wakapolri mencontohkan hasil kerja Polri yang ‘dilirik’ negara lain. Contohnya, kepolisian Jepang yang meminta masukan dari Polri untuk pengamanan jelang Olimpiade 2020. “Saya baru pulang dari Jepang. Kepala kepolisian Jepang minta sama saya untuk Indonesia memberikan advice dalam rangka menghadapi Olimpiade 2020. Jenderal Polisi Tito (Kapolri Tito Karnavian) akan ke sana sendiri,” ujarnya.

Terkait bom Bekasi, Tim Densus 88 Antiteror sebelumnya menangkap keempat terduga teroris di sejumlah tempat terpisah pada Sabtu (10/12). Di rumah kos yang dihuni Dian, tim Densus menemukan bom panci seberat 3 kg dengan daya rusak ledakan mencapai radius 300 meter. (raf)