Nadiem Makarim

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, Indonesia tidak membutuhkan anak-anak yang jago menghafal. Pasalnya kompetensi menghafal tidak lagi diperlukan di masa depan. Menurut Nadiem di masa depan tantangan harus dihadapi dengan kompleksitas tinggi yang membutuhkan beberapa core kompetensi dan bukan menghafal.

Itulah sebabnya Mendikbud menggagas konsep pendidikan yang mengambil esensi ajaran Ki Hajar Dewantara. Nadiem menyebut konsep pendidikan yang akan digagasnya bernama “Merdeka Belajar.” Nadiem memastikan konsep ini akan dilakukan selama dirinya menjabat. Ia berharap konsep Merdeka Belajar bisa menjadi solusi bagi anak-anak Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi.

Konsep Merdeka Belajar ini terdiri dari empat hal, yakni soal membebaskan sekolah untuk menggelar atau melaksanakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (USBN), kedua menghapus Ujian Nasional per 2021. Selain itu juga merampingkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Saat bicara dalam diskusi yang diselenggarakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) di Jakarta (13/12), Nadiem menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan siswa Indonesia adalah kreativitas, kemampuan bekerja sama, dan berkolaborasi. Selain itu siswa juga harus mampu berpikir dan memproses informasi secara kritis, mempertanyakan validitas sebuah informasi, pemecahan masalah dan kemampuan berempati.

Pendiri Gojek ini menekankan saat menyusun kurikulum, BNSP harus memperhatikan pentingnya pembelajaran hal-hal tersebut bagi siswa. Menurut Nadiem, BNSP harus bisa mengetahui apa manfaat dan dampak positifnya bagi siswa di masa depan. Jika memang tidak ada manfaatnya sebaiknya dibuang saja. (yan)