“Kami juga ada tagline-nya yaitu Happiness for Everyone, dengan harapan pembeli yang makan di sini bisa menikmati dan merasa bahagia dengan makan dimsum saya ini,” ucap Vitry (14/1).

Diakui Vitry, dalam merintis usahanya banyak liku yang harus dilakoni. Semua tak semudah membalik telapak tangan. Namun, dengan kesungguhan hati segala rintang itu mampu diatasi.

“Jadi awalnya itu suami saya jobless (menganggur), terus akhirnya kita kepikiran untuk membuat dimsum karena kita berdua suka makan itu,” tuturnya.

Usaha diawali Vitry dengan berjualan di pinggir jalan setiap pekan, saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Dia juga membuka gerai gerobak di Taman Jogging Track Kelapa Gading.

“Waktu itu saya masih bekerja, jadi saya juga coba buka pre order ke teman-teman, ternyata responsnya positif dan banyak yang suka,” ungkap Vitry.

Karena banyak yang memesan dan mencari, akhirnya Vitry dan suami sepakat mendirikan usaha dengan bendera Juragan Dimsum, pada 2018.

Nama juragan disematkan, dengan harapan dirinya bisa menjadi juragan dari usaha dimsum.

Vitry mengaku, usahanya semakin berkembang saat mulai bergabung dengan Jakpreneur binaan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM).

Sebagai Jakpreneur binaan, Vitry mendapat berbagai pelatihan mulai dari mengolah produk hingga mengemasnya, serta dibantu mendapat sertifikasi Halal, hingga nama Juragan Dimsum miliknya mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

“Waktu itu kami didatangi oleh pendamping Jakpreneur, saat masih jualan di gerobak. Ternyata kami diajak ikut bergabung dan sangat mudah syaratnya. Sangat bersyukur bisa bergabung, benar-benar di dampingi sampai dengan mendapat sertifikasi,” terangnya.

Olahan dimsumnya cepat berkembang, karena memang memiliki citra rasa tersendiri dengan banyak varian rasa, seperti jamur, beef, kepiting, udang, ceker ayam, dan lain-lain.

Selain itu, harga yang dibanderol pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 13 ribu satu porsi hingga dimsum jumbo dengan diameter 12 sentimeter yang dijual Rp 15 ribu.

“Rasa dimsum kita juga berbeda dengan yang lain, karena value adonan tepung dengan daging bisa 1:10. Bahkan bahannya kita carikan yang berkualitas dan diproduksi dengan cara halal, serta baik,” tegasnya.

Vitry pun tidak menyangka, dari bermodal Rp 11 juta ia mampu membuat rumah produksi dan membuka lapangan pekerjaan. Saat ini karyawannya ada enam orang. Tiap harinya, usahanya dapat memproduksi 600 hingga 700 porsi atau sekitar 3.000 pcs.

Tak hanya itu, wirausahawan ini berhasil memperbanyak reseller dan retail, total ada 53 lebih reseller yang telah tersebar se-Nusantara.

Menurutnya, dari reseller ini mampu meningkatkan omzet pendapatan, keuntungannya dapat mencapai 70 persen sendiri. Dari labanya ini, Vitry dapat memberangkatkan umroh beberapa karyawannya.

“Alhamdulillah, omzet perbulan bisa mencapai Rp 150-an juta kalau lagi high session. Minimumnya bisa Rp 9 juta. Untuk produksi kami selalu buka dari Senin sampai Sabtu, untuk memenuhi permintaan (ready stok),” ucapnya.

Di 2024 ini, Vitry akan memperluas usahanya dengan membuka cabang di luar daerah Jakarta. Serta ingin bangun rumah produksi di Jawa Timur, karena potensi usaha di sana besar sekaligus mempercepat  pengiriman produk ke wilayah Bali dan Sulawesi.

“Pada 2022 lalu, kita dapat Jakpreneur Award. Semoga dengan usaha kami ini memotivasi generasi muda untuk membuka lapak. Misi saya juga ingin memberikan kemudahan reseller dan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak, karyawan kita juga sejahtera,” tandasnya. (hop)