COVID-19

Oleh: Jaya Suprana

KETIKA para dokter dan perawat siap mengorbankan jiwa raga di gugus terdepan pertempuran global melawan virus Corina, kantor berita Inggris The Morning Star On Line memberitakan:

Serangan
Amerika Serikat menekan negara-negara sekutunya agar menolak bantuan tenaga, obat dan peralatan medis Kuba untuk menanggulangi penyakit saluran pernafasan akibat angkara murka virus Corona. Kuba mengirimkan bantuan tim dokter dan obat ke negara-negara yang sedang menderita akibat dilanda Corona, termasuk China, Venezuela, dan Italia. Kuba juga memberikan suplai Interferon Alfa 2-B yang telah terbukti berhasil menyembuhkan lebih dari 1.500 pasien terjangkit virus Corona sehingga terpilih sebagai satu di antara 30 obat anti penyakit saluran pernafasan oleh Komisi Kesehatan Nasional China.

Tuduhan
Pemerintah Amerika Serikat menuduh tujuan Kuba bukan kemanusiaan demi menyelamatkan umat manusia dari angkara murka Covid-19 namun semata bisnis untuk memperoleh bayaran dari para negara penerima bantuan untuk membayar gaji para dokter dan tenaga medis Kuba yang diutus ke negara-negara yang membutuhkan bantuan. Kedutaan Amerika Serikat di Havana menuduh Kuba sengaja menyandera gaji para dokter dan perawat yang dipaksa berangkat menunaikan tugas kemanusiaan ke berbagai pelosok planet bumi. Agar bayaran gaji diambil-alih oleh negara penerima bantuan tim kesehatan Kuba.

Embargo
Di samping Kuba, kepemerintahan Trump juga garang menyerang China yang mengikuti jejak Kuba mengirimkan bantuan medis ke Italia dan Serbia yang sedang menderita akibat wabah virus Corona. Terberitakan bahwa PBB sempat resmi minta Amerika Serikat memperlunak politik embargo terhadap Iran, Korea Utara, Venezuela, dan Kuba di masa pageblug Corona melanda dunia.

Amerika Serikat memperlunak embargo terhadap Iran, Korut, dan Venezuela namun malah memperketat embargo terhadap Kuba. Bahkan pemerintahan Donald Trump melarang ekspor ventilator ke Kuba demi menghambat upaya kemanusiaan Kuba membantu masyarakat dunia menanggulangi Corona.

Memprihatinkan bagaimana Amerika Serikat yang sedemikian besar tega mempersulit Kuba yang sedemikian kecil dalam upaya membantu umat manusia menyelamatkan diri dari angkara murka pageblug Covid-19.

Pembunuhan Karakter
Tidak diketahui sejauh mana kebenaran pemberitaan The Morning Star On Line. Tidak mustahil berita tersebut merupakan pembunuhan karakter terhadap Donald Trump agar tidak terpilih kembali pada pilpres Amerika Serikat mendatang.

Namun apabila berita memang benar, maka dapat disimpulkan bahwa Trump memang meletakkan kepentingan politik kekuasaan jauh di atas nurani kemanusiaan. Alih-alih memberikan bantuan, Amerika Serikat malah melakukan pembunuhan karakter negara yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara yang membutuhkan bantuan untuk melawan angkara murka Corona. Memang lazim penganut mashab kapitalisme menganggap kemanusiaan sebagai omong-kosong yang justru menghambat derap laju kemajuan pembangunan.

Terlepas hoax atau bukan, pemberitaan mempersulit kemanusiaan tersebut juga membuktikan bahwa pembunuhan karakter setara buruknya dengan pembunuhan ragawi. Apa pun alasannya, pembunuhan tidak layak dibenarkan. Peradaban yang beradab wajib senantiasa bahkan niscaya meletakkan kemanusiaan di atas segala-galanya apalagi sekadar politik kekuasaan. Karena Kemanusiaan adalah Mahkota Peradaban. (*)

* Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.