Headline

Akankah Jokowi Pimpin PDIP Setelah Megawati?

Oleh: Tony Rosyid

HUBUNGAN Jokowi dan Megawati mengalami pasang surut. Boleh dibilang sangat dinamis. Keduanya punya kepentingan, yang kadang sama, tapi tak jarang berbeda dan bertolak belakang.

Keduanya sama-sama jadi orang terkuat di negeri ini. Jokowi kuat, karena seorang presiden dengan kekuasaan yang makin kuat akhir-akhir ini. Setidaknya secara politik. Megawati ketua partai terbesar. 19,33 persen suaranya. Dengan 19,33 persen suara, PDIP bisa goyang parlemen. Jika parlemen goyang, otomatis kursi istana pun ikut bergoyang.

Yang pasti, Jokowi bukan anak emasnya Megawati. Yang paling dekat dengan Mega adalah Puan Maharani, putri Megawati. Lama dikader oleh Megawati dan sukses menduduki posisi penting, baik di partai maupun pemerintahan. Pernah menjadi menteri, sekarang jadi ketua DPR.

Apakah Puan Maharani yang akan menggantikan Megawati? Besar kemungkinan. Selama Megawati masih hidup, Puan akan menjadi kader terbaiknya Megawati. Ini bisa dilihat dari keakraban, kebersamaan dan perkaderan selama Puan Maharani berkarir di politik.

Selain Puan, ada Budi Gunawan. Tokoh yang dikenal sangat dekat dan dipercaya Megawati. Kemampuan ketua BIN ini dalam politik tak diragukan. Meski secara resmi bukan kader PDIP, tapi kontribusi Budi Gunawan kepada partai berlambang banteng ini tak bisa dianggap kecil.

Puan dan Budi Gunawan secara berurutan dianggap sebagai orang yang disiapkan untuk mengambil tingkat kepemimpinan PDIP.

Bagaimana dengan Jokowi? Adakah peluang untuk memimpin PDIP? Ada! Tak ada yang tertutup dalam politik. Di dunia politik, sering banyak kejutan.

Jokowi kader PDIP. Jadi Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta, dan dua periode jadi presiden. Semua jabatan politik ini atas tiket PDIP. Kalau ditanya siapa kader tersukses PDIP? Ya Jokowi.

Ketika mayoritas kader mendesak agar Jokowi memimpin PDIP menggantikan Megawati, tak ada yang mustahil. Ini hanya soal bagaimana Jokowi dan kader PDIP memainkan strategi.

Jika Megawati udzur, meninggal misalnya, sebelum terjadi peralihan kepemimpinan PDIP, dan posisi Jokowi masih presiden, maka peluang Jokowi memimpin PDIP sangat besar. Di PDIP, selain Megawati, tak ada yang lebih kuat dari Jokowi.

Tapi, jika dua faktor di atas tak terjadi, maka peluang Jokowi memimpin PDIP sangat kecil. Justru peluang Jokowi lebih terbuka di Demokrat jika KLB pimpinan Jenderal. Moeldoko dimenangkan di PTUN. Sebab, hubungan Jokowi dengan Moeldoko jauh lebih dekat dan superior dari pada dengan Megawati. Dengan catatan, Jokowi masih dalam posisi sebagai presiden. Setelah pilpres 2024, kekuatan bargaining Jokowi tentu mengalami perubahan. (*)

* Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.

Leave a Comment

Recent Posts

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…

Bukti Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Dalam Menunjukkan Prestasi

Kastara.Id,Depok - Prestasi membanggakan kembali diraih Kota Depok. Di awal tahun 2024 ini, Kota Depok…