BNI

Kastara.ID, Bogor – Menghutankan kembali lahan kering dan kritis seluas 22 hektar di Kawasan Megamendung, Bogor, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) tidak lantas berhenti untuk terus memberikan dukungan pada Hutan Organik Megamendung. Kali ini, BNI menyalurkan bantuan penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan Organik Megamendung untuk membangun ekowisata.

Pengembangan ekowisata bukanlah hal yang mengada–ada mengingat Kawasan Hutan Organik Megamendung memiliki salah satu dari daya tarik wisata berbasis alam, yaitu Attraction. Daya Tarik tersebut adalah alam itu sendiri, di mana Hutan Organik Megamendung memiliki beberapa spot yang menyajikan pemandangan indah dan udara segar untuk dijadikan tujuan ekowisata.

Bantuan Pengembangan Ekowisata di Hutan Organik Megamendung secara simbolik disampaikan oleh perwakilan BNI kepada perwakilan Kelompok Tani setempat di Megamendung (14/11).

Pengelola Hutan Organik Megamendung Yuhan Subrata mengatakan, pengembangan Ekowisata diharapkan akan menarik lebih banyak lagi kehadiran masyarakat yang ingin mengetahui pengelolaan sebuah lahan kritis hingga menjadi kawasan hijau. Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya lahan hijau yang mampu menahan air.

“Jika satu pohon saja bisa menahan sekitar 20 liter air, bayangkan berapa banyak air yang dapat kita tahan dari lahan hutan 22 hektar ini yang di dalamnya terdapat hingga 1.500 pohon. Banyak sekali air yang dapat ditahan untuk tidak membanjiri Ibukota Jakarta,” ujar Yuhan.

Yuhan menambahkan, dalam memperluas kawasan hijau, pihaknya mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang mampu mendistribusikan air ke lahan–lahan yang masih kritis tanpa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau listrik. Teknologi ini diterapkan pada hidran pendistribusi air di Hutan Organik Megamendung.

Yuhan juga mengapresiasi BNI karena dukungannya yang tak pernah berhenti kepada Hutan Organik Megamendung.

Dengan dana pemberdayaan ekowisata, Yuhan optimistis dapat membawa pengunjung serta menciptakan daerah ekonomi baru yang mampu membantu kelestarian wisata sekaligus ekonomi masyarakat. “Kami percaya kelestarian lingkungan dapat sejalan dengan kesejahteraan masyarakat. BNI pun tak pernah berhenti dalam mendukung kami untuk mewujudkan hal tersebut,” imbuhnya.

Sementara Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan, dukungan BNI terhadap Hutan Organik Megamendung adalah sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim melalui Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 ke-26 atau COP26.

Langkah BNI ini pun searah dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mendorong pelaku industri perbankan untuk melaksanakan kebijakan keuangan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau.

“BNI tidak ketinggalan dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan dengan 3 Pilar SGDs yaitu pilar ekonomi, sosial dan lingkungan baik dari sisi bisnis maupun program pemberdayaannya,” ujarnya.

Mucharom menuturkan, perseroan mendorong masyarakat untuk lebih menjaga kelestarian lingkungan sambil tetap mengoptimalkan potensi ekonomi dengan membuat ekowisata.

“Kami harap dengan komitmen pemberdayaan hutan ini dapat lebih lestari, dan masyarakat dapat mengoptimalkan potensi ekonominya,” tuturnya.

Selain memberikan bantuan kelengkapan sarana pendukung ekowisata, sebelumnya BNI juga telah memberikan bantuan berupa pemberian 15.000 bibit pohon, pembangunan pusat pembibitan, penanaman pohon dengan Geo-tagging, hingga pemeliharaan tanaman hingga tumbuh besar.

Bantuan BNI ini tertanam dalam belasan ribu pohon yang kini tumbuh di lahan Hutan Organik Megamendung yang memiliki luas 22 hektar.

Pada perayaan HUT ke–75 pada Juli 2021 lalu, BNI pun menggerakkan seluruh BNI Hi-Movers untuk menanam 7.500 pohon secara serentak.

“Jika ada produk kerajinan yang menarik dari Hutan Organik Mega Mendung, kami tentu sebagai bank global akan bantu mencarikan potensi ekspornya,” imbuh Mucharom. (*)