Pada seri kedua di MotoGP Argentina lalu, Rins sempat mencoba sasis pembalap pabrikan Repsol Honda, Marc Marquez.

Setelahnya Rins kemudian meminta untuk mencoba sasis Joan Mir. Sayangnya, permintaan Mir ditolak oleh Honda.

Rins berambisi untuk menguji sebanyak mungkin part penting agar mendapat arah yang lebih global dalam mengembangkan Honda RC213V. Rins pun mulai agak kesal dengan cara kerja Honda.

“Saya perhatikan bahwa Honda tidak terlalu mengandalkan saya; saya merasa sia-sia. Contoh kecilnya adalah apa yang terjadi di Argentina. Setelah menguji sasis Marc, yang berbeda dari yang digunakan Joan, saya bertanya kepada mereka apakah mereka mengizinkan saya juga menguji salah satu sasis Joan. Saya pikir sudah waktunya. Dan mereka bilang tidak, meski punya banyak unit,” jelas Rins sebagaimana diwartakan Motorsport.com.

Rins sangat frustasi, padahal awalnya dia mendapat kontrak dengan detail paket balap mirip dengan pembalap pabrikan.

“Saya telah mencoba untuk berbicara dengan mereka, tapi mereka sangat jujur. Saya tidak ingin membentak orang Jepang. Bukan karena mereka tidak terlalu mendengarkan saya, tapi mereka tidak memanfaatkan saya,” imbuhnya.

Menurut Rins, potensi Honda tidak seburuk yang diperkirakan kebanyakan orang, tapi ini adalah motor dengan beberapa poin kuat, dan di sisi lain masih butuh perbaikan.

“Tanpa mau meremehkan para pembalap Honda yang pernah memakainya, saat naik motor di Valencia, saya sudah bilang motornya memiliki banyak potensi. Pengeremannya sangat kompetitif, meski memang benar hal-hal kecil perlu disesuaikan, seperti cengkeraman dalam akselerasi dan kemiringan. Tapi Honda yang memutuskan perubahan apa yang kami buat; konfigurasi apa yang kami miliki. Saya melihat tangan saya sedikit terikat dalam arti mencoba hal yang berbeda atau memiliki konfigurasi yang berbeda dari Marc atau Joan,” pungkas Rins. (tra)