Ekspor dan Impor

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perekonomian melaporkan ekspor dan impor Indonesia pada Juni 2021 mengalami peningkatan, baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy).

Adapun peningkatan ekspor dan impor tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi di Indonesia terus pulih. Walaupun di tengah pandemi Covid-19, performa Neraca Perdagangan Indonesia masih cukup impresif.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan capaian ini patut diapresiasi. Tetapi, beberapa hal tetap harus dicermati lagi.

“Performa neraca perdagangan yang cukup resilience di tengah pandemi tersebut perlu diapresiasi,” terang Airlangga Hartarto, di Jakarta, Jumat (16/7).

“Namun, untuk menjaga keberlanjutan surplus perdagangan ke depan, perlu terus dicermati beberapa faktor kunci,” jelasnya menambahkan.

Adapun surplus neraca perdagangan telah dialami selama 14 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, termasuk pada Juni 2021 yang surplus 1,32 miliar dolar AS.

Secara historis, penambahan (surplus) pada 2020 bahkan mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan mencatatkan nilai sebesar 21,62 miliar dolar AS.

Lebih jauh, angka ini juga telah mendekati rata-rata performa surplus dalam peak periode 2001-2011 dengan nilai sebesar 26,16 miliar dolar AS, sebelum akhirnya Indonesia lebih sering defisit sejak 2012 lalu.

Surplus tersebut khususnya ditopang oleh beberapa komoditas non-migas andalan Indonesia. Antara lain, lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

Namun, surplus neraca perdagangan ditekan oleh beberapa komoditas yang mengalami defisit, utamanya berasal dari reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis (HS 84), mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya (HS 85), serta plastik dan barang daripadanya (HS 39).

Airlangga menjelaskan faktor kunci keberlanjutan surplus neraca perdagangan tersebut antara lain stabilitas pertumbuhan permintaan global.

Khususnya pada pasar utama, peran dan fungsi perwakilan perdagangan (Perwadag) dalam mendorong peningkatan ekspor, dinamika perkembangan harga dan volume ekspor komoditas utama dan potensial, dan strategi pemerintah dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan impor khususnya pada komponen impor konsumsi. (hop)