Headline

Aktivis KAMI Dipertontonkan, Fadli Zon: Penjajah Belanda Jauh Lebih Sopan

Kastara.ID, Jakarta – Tindakan pihak kepolisian mempertontonkan pada aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkam Indonesia (KAMI) (15/10), mengundang keprihatinan sejumlah pihak. Melalui cuitan di media sosial, banyak yang menyayangkan tindakan tersebut. Warganet menganggap tidak selayaknya para aktivis diperlakukan layaknya pelaku kriminal atau teroris.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon melalui akun twitternya @fadlizon mengatakan, perlakuan penjajah Belanda terhadap para aktivis jauh lebih sopan. Dalam cuitan yang diunggah pada Jumat (16/10) itu, Fadli mencontohkan perlakuan yang diterima Bung Karno, Bung Hatta, dan Syahrir saat menjalani pengasingan, baik di Digul atau Bandanaira.

Menurut Fadli para aktivis kemerdekaan itu diperlakukan secara manusiawi bahkan diberi gaji.

Politisi Partai Demokrat Andi Arief mengaku sedih dan menangis melihat perlakuan yang diterima para aktivis. Melalui cuitan di akun twitternya, @AndiArief_ mantan aktivis 98 ini menyebut Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat ikut berkontribusi dalam perjuangan reformasi. Andi menegaskan tidak selayaknya mereka dipertontonkan seperti penjahat.

Anggota Komite Politik KAMI Gde Siriana Yusuf mengatakan, tindakan kepolisian terhadap para aktivis KAMI adalah penghinaan terhadap rakyat dan demokrasi. Aktivis politik diperlakukan bak kriminal dan koruptor dengan tangan diborgol. Menurutnya, bukan begini cara menghadapi perbedaan pendapat.

Melalui akun twitternya @SirianaGde, Direktur Indonesia Future Studies (INFUS) ini mengajak para aktivis menggalang solidaritas untuk Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Anto Permana, dan para aktivis lainnya yang hingga kini masih ditahan. Menurutnya, perbedaan bukan disikapi dengan memenjarakan. Kecuali jika konstitusi sudah dibuang ke comberan.

Mantan anggota DPR dari Fraksi PAN Djoko Edhi Abdurahman menilai pemerintah ketakutan dengan kemunculan KAMI. Itulah sebabnya dilakukan framing yang menyudutkan gerakan yang dikomandoi Din Syamsudin dan Gatot Nurmantyo itu.

Melalui akun twitternya @Djoked1, ia menyebut semua yang anti Jokowi merapat ke KAMI. Akibatnya gerakan itu membesar dalam waktu hanya tiga bulan.

Seperti diketahui, pada 9-13 Oktober 2020 polisi menangkap delapan aktivis KAMi di Jakarta dan Medan. Mereka adalah Juliana, Devi, Wahyu Rasari Putri, Khairi Amri, Kingkin Anida, Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat.

Pada Kamis (14/10), Mabes Polri menampilkan para aktkvis tersebut. Mereka mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan tangan diborgol. Tiga di antaranya yakni Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Perman sudah ditetapkan sebagai tersangka pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). (hop)

Leave a Comment

Recent Posts

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…

Bukti Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Dalam Menunjukkan Prestasi

Kastara.Id,Depok - Prestasi membanggakan kembali diraih Kota Depok. Di awal tahun 2024 ini, Kota Depok…