Pilkada 2020

Kastara.ID, Depok – Persaingan Calon Wali dan Wakil Wali Kota dalam Pilkada Kota Depok 2020 semakin memanas.

Bahkan mantan Humas Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok, Bramastyo Bontas, secara terbuka mendukung pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia.

Pradi-Afifah merupakan rival dari pasangan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono, yang diusung oleh mantan partainya yakni PKS.

Dikonfirmasi wartawan, Bramastyo mengaku saat ini dirinya cukup intens berkomunikasi dengan Pradi Supriatna.

“Cukup banyak agenda-agenda yang lebih ke Pak Pradi ketimbang Pak Idris,” ujar Bram kala dikonfirmasi (15/10).

Menurut Bramastyo, secara logis Pradi Supriatna merupakan sosok yang tepat untuk memimpin kota berjargon friendly city ini.

“Saya melihat secara logis Pak Pradi bisa menjalankan itu. Permasalahan utama kenapa saya memilih, karena ke depan janji yang ditawarkan kedua calonnya tidak akan berjalan kalau akses dukungan daerahnya enggak bisa naik,” tutur Bramastyo.

Dalam hal kepemimpinan, Bramastyo menilai Pradi mampu memimpin pemerintahan yang lebih inovatif.

“Yang bisa melakukan inovasi itu saya melihat ada pada Pak Pradi. Ya, lebih mampu untuk membuat pemerintahan yang lebih inovatif,” imbuhnya.

Lanjutnya seperti dilansir pradiafifah.com, dukungan kepada Pradi ini datang dari dirinya pribadi, dan tidak berlandaskan ‘sakit hati’ mengingat dirinya adalah mantan elite PKS.

“Enggak, enggak ada. Saya enggak sakit hati sama siapapun, saya enggak ada masalah dengan rezim sebelumnya. Dengan Pak Idris saya jarang banget berkomunikasi, bahkan hampir enggak ada ya. Jadi enggak ada, bukan dari sakit hati,” tegasnya.

Bramastyo membeberkan bila ada Kader PKS lainnya yang memiliki dukungan serupa dengannya, yang disebabkan rasa tidak puas terhadap kepemimpinan Mohammad Idris selama lima tahun menjabat sebagai Wali Kota Depok.

“Saya pikir ada ya, tapi tidak mengutarakan secara jelas statement mungkin enggak, karena memang banyak hal yang melatarbelakangi itu. Kalau yang tidak kader seperti saya berhak ya, tapi kalau di kader sendiri ada beberapa yang memang tidak puas juga dengan kepemimpinan yang sekarang,” pungkasnya. (lan)