Agus Suparmanto

Kastara.ID, Bogor – Langkah stabilisasi harga gula terus digenjot hingga Lebaran. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto terus turun ke pasar rakyat blusukan untuk menjual gula pasir dengan harga sesuai HET Rp 12.500/Kg. Jika ada distributor, subdistributor dan pedagang lain yang membuat harga jual gula sampai ke konsumen menjadi lebih mahal dari Rp 12.500/kg, atau tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), Kementerian Perdagangan dan Satgas Pangan tidak akan segan-segan untuk segera menindak tegas.

“Ini bukan main-main, perintah Bapak Presiden. Jika ada distributor, agen dan pedagang yang menjual harga gula lebih mahal dari HET Rp 12.500/kg, tolong segera laporkan. Kementerian Perdagangan dan Satgas Pangan tak akan segan-segan menindaknya,” tegas Mendag Agus Suparmanto usai melakukan Operasi Pasar Gula Pasir di Pasar Baru Bogor, Ahad (17/5) pagi.

Masyarakat Kota Bogor yang menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat senang dengan kembali normalnya harga gula pasir di tingkat konsumen tersebut. Sebelumnya di Kota Bogor harga gula masih mencapai sekitar Rp 17.000. Sehingga jelang hari Raya Idul Fitri 1441 H masyarakat dapat menyambutnya dengan suka cita. Mendag Agus Suparmanto melakukan Operasi Pasar Gula Pasir ini bersama Wali Kota Bogor Bima Arya dan Kepala Sargas Pangan Brigjen Daniel Tahi Monang Silitonga.

“Setiap hari PT Sungai Budi Group akan memasok 12 ton gula pasir ke-4 pedagang di Pasar Baru dan sebagian dijual ke konsumen secara langsung di pasar. Jumlah pedagang dan jumlah pasar akan terus ditambah hingga harga gula telah benar-benar normal,” ujar Mendag Agus.

Penggelontoran langsung gula oleh produsen yang dipimpin Menteri Perdagangan ini dimulai sejak 16 Mei 2020 di Tangerang dan dilanjutkan hari ini di Kota Bogor serta akan diteruskan di pasar rakyat seluruh Indonesia. Hal ini tentu dilakukan dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan seperti pedagang dan pembeli harus memakai masker serta menerapkan physical distancing serta rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Setiap jarak antrean juga diatur dengan ditandai garis warna cokelat seperti di Kota Bogor atau garis putih di Kota Tangerang.

Mendag percaya bila dilakukan dengan besar hati oleh seluruh masyarakat termasuk pedagang, Insya Allah harga gula akan kembali normal Rp12.500/kg di seluruh Indonesia termasuk kota Bogor. “Stok gula sangat cukup, terutama jelang Lebaran. Jangan sampai ada gap harga gula yang terlalu jauh dengan harga diujung karena konsumen nanti yang tentu akan dirugikan,” tegas Mendag Agus.

Tidak berhenti sampai di situ, Mendag Agus Suparmanto juga memanfaatkan blusukan ke los-los pasar rakyat di Kota Bogor ini untuk mengecek langsung harga barang kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Baru, Kota Bogor. Mendag Agus meminta seluruh masyarakat bersatu dalam melawan situasi pandemi COVID-19 ini. Sebenarnya masyarakat juga memahami kondisi ini sehingga semua pihak diminta bersama-sama bersinergi untuk mengamankan harga bapok sehingga menjadi harga komoditi barang kebutuhan pokok ini semakin terjangkau oleh masyarakat secara luas.

“Saya imbau agar kita semua bersinergi dalam menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok dan agar harganya juga bisa terjangkau masyarakat,” katanya menegaskan.

Distribusi gula meskipun tantangannya adalah adanya PSBB di beberapa wilayah di Indonesia, Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan termasuk Kepolisian RI akan terus memantau dan mengawalnya dengan baik sehingga pergerakan distribusi bisa lancar ke seluruh pelosok Tanah Air.

“Satgas Pangan bersama Kementerian Perdagangan terus mengawal distribusi barang kebutuhan pokok ini. Pantauan kami harga gula ini sempat mengalami harga yang tinggi karena ditemukan beberapa distributor menjual ke distributor lainnya sehingga mata rantai perdagangan menjadi cukup panjang sampai ke konsumen. Dengan penjualan langsung ke pasar seperti yang dilakukan Menteri Perdagangan ini, saya yakin harga gula akan dapat ditekan dan kembali normal,” tegas Kepala Satgas Pangan Brigen Daniel Tahi Monang Silitonga.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan rasa terima kasihnya yang besar kepada Menteri Perdagangan atas kebijakan strategis Kementerian Perdagangan yang memotong mata rantai ini melalui OP Gula Pasir sehingga harga gula kembali normal dan stabil. “Pedagang menyatakan saat ini daya beli masyarakat turun hingga 50%. Kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan situasi kembali normal,” katanya.

Setelah Operasi Pasar tersebut, menjawab beberapa pertanyaan media, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto menyatakan secara teknis penugasan impor kepada BUMN yaitu Perum Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebesar 150 ribu ton sudah datang dan disalurkan ke semua daerah. “Bulog juga sudah mendistribusikan gula tersebut ke semua divisi Bulog regional yang dimiliki di seluruh Indonesia. Begitu juga PPI. Dengan demikian, kita harapkan seluruh daerah sudah dapat dipasok dengan gula dan harga yang normal,” ujar Suhanto.

Prosesnya, pasokan diberikan ke pedagang dan pedagang akan menjual ke konsumen dengan harga tidak boleh melampaui HET Rp 12.500/kg. Turut hadir dalam Operasi Pasar dan Blusukan ke Pasar Bogor ini, Kepala Satgas Pangan Brigjen Daniel Tahi Monang Silitonga, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggrijono, Sesditjen PDN Syailendra dan Kepala Biro Humas Olvy Andrianita.

Menurut pantauan Direktorat Bapokting Kementerian Perdagangan, harga sejumlah komoditi barang kebutuhan pokok di Bogor saat ini relatif stabil dibandingkan minggu sebelumnya. Hanya daging ayam yang sedikit mengalami kenaikan. Harga telur ayam ras mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi Rp 21.000/kg, cabe merah keriting Rp 22.000/kg, cabe rawit merah Rp 14.000/kg, cabe merah besar Rp 20.000 kg, bawang merah Rp 50.000/kg, bawang putih honan Rp 30.000/kg. Harga beras medium Rp 10.000/kg, beras premiun Rp 12.000/kg, gula pasir dengan (Non – Penugasan) Rp 17.000/kg, tepung terigu Rp 8.000/kg, migor Rp 12.000/Lt, daging sapi paha belakang Rp 120.000/kg, dan daging ayam ras Rp 35.000/kg, sebelumnya Rp 30.000/kg. (mar)