Discus

Kastara.ID, Bogor – Indonesia dikenal memiliki banyak spesies ikan hias, baik dari jenis air tawar maupun laut. Tercatat, dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia.

Kemudian dari jenis air laut, Indonesia memiliki 650 spesies dan diduga masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan.

“Besarnya potensi sumber daya tersebut, adalah anugerah bagi bangsa Indonesia yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, dan memiliki potensi besar sebagai penghasil devisa negara,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo saat membuka webinar bertajuk “Mencetak Diskus Berkualitas Juara”, Ahad (16/8).

Dikatakan Nilanto, nilai ekspor ikan hias Indonesia ke mancanegara cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren peningkatan perdagangan ikan hias dalam kurun waktu tahun 2012-2019. Tahun 2012 misalnya, nilai ekspor ikan hias mencapai USD 21,01 juta dan  pada tahun 2019  mencapai USD 33,11 juta. Adapun  negara utama tujuan ekspor ikan hias Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.

Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar ketiga di dunia dari nilai perdagangannya. “Sedangkan posisi pertama adalah Singapura dengan 24% market share,” sambungnya.

Tak hanya untuk ekspor, permintaan ikan hias dalam negeri juga terus tumbuh. Nilanto mengungkapkan, bisnis ikan hias merupakan salah satu usaha yang tidak terdampak pandemi covid 19. Menurutnya, kebanyakan masyarakat yang membeli ikan hias untuk mengusir kejenuhan selama diterapkannya pembatasan sosial.

Senada, Ketua Komunitas Diskus CBD (CBD Discus Community) Teddy menyebut permintaan semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya  masyarakat yang memilih hobi baru memelihara ikan hias selama Pembatasan Sosial Berskala Besar.

“Selain sebagai hobi, ikan hias juga membuka banyak  peluang bisnis mulai dari pembenihan, pembesaran, pakan, obat, aksesoris pemeliharaan ikan, pelatihan dan bahkan menjadi youtuber dengan konten seputar ikan hias,” jelas Teddy.

Berkembangnya bisnis ikan hias serta  permintaannya yang semakin tinggi perlu diiringi dengan peningkatan performa industri ikan hias di Indonesia. Karenanya, Dirjen PDSPKP, Nilanto Perbowo mengajak para pelaku usaha dan para pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam penguatan daya saing produk ikan hias.

Salah satu caranya dengan meningkatkan peran Raiser Ikan Hias Cibinong melalui kegiatan pelayanan pengembangan usaha, serta mengembangkan Raiser sebagai pusat promosi, pemasaran ikan hias serta sebagai tempat inkubator bisnis UMKM dan kawasan eduwisata ikan hias.

Gelaran kontes ikan hias diskus pun menjadi salah satu media promosi untuk meningkatkan kualitas, peminat dan pemasaran ikan hias. Gelaran ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dalam hal ini Ditjen PDSPKP dengan komunitas ikan hias diskus wilayah Cibinong, Bogor dan Depok atau lebih dikenal sebagai komunitas diskus CBD.

“Dengan bertambahnya peminat ikan hias ini akan mendorong permintaan pasar dan menumbuhkan pelaku usaha baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekenomian masyarakat,” harap Nilanto.

Kontes ikan hias diskus ini diikuti oleh 80 orang peserta dengan 180 ekor ikan yang berasal Jabodetabek, Sukabumi, Bandung, Malaysia dan Filipina. Adapun dari hasil kontes telah ditetapkan pemenang untuk  4 kategori yang dilombakan yaitu Junior Class (nama pemilik: Handa),  Baby Class (nama pemilik Uut), Grand Champion Senior Class (nama pemilik Benny Wijaya) dan Unique Class (nama pemilik Asun Ben). Khusus untuk Unique Class pemenangnya diambil berdasarkan hasil penilaian dari para pengunjung yang datang.

Penyelenggaraan kontes ikan hias diskus tetap dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19. (wepe)