Bulog

Kastara.id, Semarang – Kepala Divre Perum Bulog Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan sampai pertengahan Januari 2018 Divre Perum Bulog Jateng sudah menyalurkan beras  Operasi Pasar (OP) sebanyak 20.000 ton. OP beras disalurkan ke 15 pasar yang memiliki pengaruh inflasi meliputi kota Semarang (sebanyak 5 pasar), Tegal (2 pasar), Banyumas (2 pasar), Cilacap (2 pasar), Solo (5 pasar), dan Kudus (1 pasar).

Selain ke 15 pasar tersebut OP beras juga disalurkan ke pasar-pasar lain yang memerlukan tambahan pasokan. Beras OP jenis  beras Medium dijual kepada konsumen langsung seharga Rp 9.350/kg. OP beras disalurkan melalui Satgas Bulog, para pedagang, dan mitra distributor Bulog.

“Beras OP berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CPB) yang stoknya di Divre Perum Bulog cukup untuk penyaluran sampai panen bulan Maret 2018 mendatang. Selain untuk OP, CBP juga digunakan membantu masyarakat yang terkena bencana alam,” kata Djoni di Semarang, Jateng, Kamis (18/1).

Untuk 2018 Divre Perum Bulog Jateng mentargetkan pengadaan beras sebanyak 425.000 ton terdiri dari beras premium dan medium. Rencana pengadaan beras tahun 2018 menunjukkan kenaikan dibanding realisasi tahun 2017 sebanyak 378.000 ton.

Djoni Nur Ashari menegaskan bahwa Perum Bulog Jateng sudah siap melakukan pengadaan saat panen padi nanti dimulai. Masalah dana dan infrastruktur sudah disiapkan.

Harga beras di Jawa Tengah untuk jenis beras medium madih di kisaran Rp 10.000/kg hingga Rp 11.000/kg. Karenanya fungsi OP tidak untuk menurunkan harga beras tetapi untuk gandoli agar harga beras medium tidak terus naik.

Untuk 2018 sudah tidak ada lagi rastra/raskin yang oleh pemerintah diganti dengan bantuan tunai. Jadi Perum Bulog sudah tidak menyalurkan rastra/raskin lagi. Pengadaan beras untuk 2018 akan dikhususkan pada beras premium dan sebagian kecil saja jenis beras medium. Hasil pengadaan beras premium akan langsung dijual ke pasaran agar tidak menanggung beban biaya penyimpanan dan perawatan. (mar)