Kastara.ID, Austin – Pembalap Belanda berdarah Surabaya, Bo Bendsneyder, akhirnya berhasil mengecap podium perdana Grand Prix, sejak terakhir kali pada 2016 lalu.

Mas Bo panggilan akrabnya, berhasil menyelesaikan balapan di posisi ketiga, tepat di belakang Pedro Acosta dan Tony Arbolino yang bertarung sampai lap terakhir.

Memulai balapan dari posisi ke-4, Mas Bo sempat turut ke urutan 14 di lap pertama, namun perlahan dia berhasil merangsek ke depan.

Ini adalah podium yang sangat penting bagi mas Bo, juga podium perdana untuk Pertamina Mandalika.

Berbicara setelah balapan, Mas Bo mendedikasikan podium ini untuk almarhum sang kakek, yang baru saja meninggal dunia beberapa hari lalu.

“Akhir pekan ini adalah akhir pekan yang sulit bagi saya, terutama pada level pribadi. Kakek saya meninggal dua hari yang lalu, jadi kemenangan ini untuknya,” papar Bendsneyder yang dilansir Racesport-nl.

Kelas Moto2 tidaklah mudah, ada perjuangan keras untuk bisa berhasil.

“Kita semua tahu bahwa kelas Moto2 saat ini sangat kompetitif dan ini bukan kelas yang mudah. Ada beberapa pembalap yang sangat kuat saat ini, Barry Baltus sangat kuat di sini sepanjang akhir pekan dan jika dia tidak terjatuh dia akan menjadi penantang podium. Tentu saja kami berharap dapat memperebutkan podium lagi, tetapi mari tetap membumi, terus bekerja keras seperti yang selalu kami lakukan dan segala sesuatu yang mungkin terjadi di kelas ini,” ungkap mas Bo.

Bendsneyder adalah pembalap Belanda berdarah Indonesia dan kakeknya berasal dan lahir di Surabaya. (tra)