Gerhana Matahari Cincin

Kastara.ID, Jakarta – Fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC) akan kembali terjadi. Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Emmanuel Sungging Mumpungi mengatakan GMC akan berlangsung pada Ahad (21/6) mulai pukul 13.00 WIB. Sungging menambahkan, fenomena alam ini bisa dipantau di seluruh wilayah Indonesia, kecuali tiga provinsi, yakni Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta.

Saat memberikan keterangan, Kamis (18/6), Sungging menambahkan bahwa GMC juga tidak bisa dilihat secara penuh di Indonesia. Menurutnya, fenomena alam ini hanya akan terlihat parsial atau sebagian, sekitar 20 persen. Sungging menerangkan, gerhana matahari cincin adalah fenomena alam yang terjadi saat matahari, bulan, dan bumi tepat dalam posisi segaris.

Ketika tiga benda angkasa itu tepat segaris, pada saat itu piringan bulan akan terlihat lebih kecil dibanding matahari. Akibatnya bagian tengah matahari menjadi gelap sedangkan bagian tepi atau pinggirnya tetap terang. Hal ini membuatnya terlihat seperti cincin.

Sementara itu berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Indonesia pertama yang akan melihat GMC tersebut adalah Sabang, Aceh. Di kota paling barat Indonesia itu akan mengalami GMC pada pukul 13.16 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 14.34 WIB. Sedangkan kota paling akhir mengalami GMC adalah Agats, Papua dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 17.37 WIT.

Waktu terjadinya gerhana di tiap kota juga berbeda-beda. BMKG menyebut durasi gerhana paling lama dirasakan warga Kota Sabang, Aceh selama 2 jam 27 menit 11 detik. Sedangkan wilayah paling singkat merasakan gerhana matahari cincin adalah Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di kota ini gerhana hanya akan terjadi selama 3 menit 17 detik.

BMKG menginformasikan, sepanjang tahun 2020, wilayah Indonesia mengalami empat kali gerhana bulan dan matahari, yakni Gerhana Bulan Penumbar (GBP) 11 Januari 2020, GBP 6 Juni 2020, Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020, dan GBP 20 November 2020. Sedangkan dua fenomena alam yang terjadi pada 2020, yakni GBP 5 Juli 2020 dan Gerhana Matahari Total (GMT) 14 Desember 2020 tidak dapat diamati di Indonesia. (ant)