Lontong Sate

Oleh: Jaya Suprana

ADA beberapa kata dianggap sedemikian jorok maka dianggap tidak layak termuat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kata jorok diungkap secara terbuka kepada masyarakat maka demi menjaga kesopanan harus ditulis dengan kata samaran berupa rangkaian aksara X.

Populer
Akhir-akhir ini ada sebuah kata yang dianggap jorok yaitu XXXXX mendadak meroket menjadi luar biasa populer jauh lebih populer ketimbang kata jorok lain-lainnya.

Sementara sebelumnya sang mahapujanggamusik pujaan rakyat Indonesia, Iwan Fals sebenarnya sudah mendayagunakan kata tersebut di dalam sebuah mahakarya lagu asmara romantis syahdu tentang cinta sejati antar dua ini berpadu kasih berjudul XXXXXKU.

Kemudian adalah sang begawan data bisnis merangkap mahaguru andaikatamologi politik saya, Drs Christianto Wibisono yang sempat berbagi foto kreativitas ekonomi kreatif kaki lima Nusantara lewat WA kepada saya.

Tidak Jorok
Foto gerobak kaki lima keren itu membuktikan bahwa sebenarnya tidak ada kejorokan pada istilah XXXXX di khasanah ekonomi kreatif. Istilah XXXXX dipopulerkan oleh para PKL sebagai soko guru ekonomi nasional Indonesia yang utama dan sejatinya. Foto gerobak PKL yang inovatif memanfaatkan nama XXXXX sebagai merek dagang usaha informal lontong sate betapa dahsyat daya kreatifitas para PKL yang kerap digusur-gusur akibat dianggap mengganggu ketetertiban itu.

Akronim
Akronim lontong-sate memiliki makna ekonomis sekaligus marketing serta merta promosi dan branding plus psikososioekonomi terkait consumer-behaviourisme secara menakjubkan. Sekaligus merupakan rehabilitasi total terhadap istilah XXXXX sambil membenarkan asumsi bahwa pada hakikatnya sebenarnya tidak ada kata yang jorok.

Jika memang ada kata yang menjadi jorok berarti lazimnya akibat digunakan dan ditafsirkan oleh mereka yang berpikiran jorok!

Silahkan KBBI memuat kata XXXXX untuk dimaknakan sebagai akronim lontong sate! Hidup lontong sate! (*)