Tefkin

Kastara.id, Jakarta – Untuk mendorong perkembangan industri teknologi financial (Tefkin) melalui penyediaan Fintech Space, Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menjalin kerja sama kemitraan dengan Union Space. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Ketua umum Aftech Niki Luhur dengan CEO Union Space Albert Goh di Wisma Energi, kawasan SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis (18/1), disaksikan oleh Direktur Operasional & System Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fitri Hadi serta Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan.

Fintech Space mentargetkan dapat beroperasi resmi pada bulan Juni 2018 dengan harapan dapat menjadi wadah kolaborasi antara para pemangku kepentingan bidang Tefkin yang meliputi anggota asosiasi, regulator, perusahaan keuangan, perusahaan modal ventura serta perusahaan rintisan.

“Kami antusias untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekosistem bisnis di Indonesia, salah satunya di industri tefkin. Kami percaya Indonesia akan menjadi motor bagi pertumbuhan pasar Asia Tengggara, melalui Fintech kami mendukung kemajuan Tefkin yang begitu pesat dan gelombang kebangkitan wirausaha begitu besar di Indonesia,” kata Albert Goh di pembuka acara.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Aftech Niki Luhur mengharapkan Fintech Space dapat menjadi tempat kolaborasi, bertukar gagasan dan solusi, sebagai sarana untuk melahirkan inovasi inovasj terbaru, serta menjadi tempat pengembangan jejaring untuk mempercepat pertumbuhan industri Tefkin di Indonesia.

Indonesia kini berada dalam momentum yang terbangun berkat perkembangan teknologi dan pertumbuhan perusahaan rintisan yang terjadi sangat pesat di Asia Tenggara. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah perusahaan rintisan tertinggi di kawasan Asia Tenggara yang diperkirakan akan mencapai jumlah 13.000 pada tahun 2020 mendatang.

“Ruang publik semacam ini dibutuhkan untuk membantu mengakselerasi kerja para pelaku Tefkin agar dapat memenuhi prioritas agenda inklusi keuangan nasional dengan membuka akses layanan keuangan kepada sedikitnya 75% penduduk Indonesia,” pungkas Niki Luhur menambahkan. (koes)