“Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Romy, Senin (19/2).

Romy menyampaikan, peningkatan laba bersih ini didorong dari peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp 5,34 triliun pada kuartal IV 2023 dari sebelumnya Rp 4,53 triliun pada kuartal IV 2022, serta peningkatan fee based income sebesar 8,47 persen dari sebelumnya Rp 576 miliar pada kuartal  IV 2022 menjadi Rp 624,77 miliar pada 2023.

Sepanjang 2023, jelas Romy, Bank DKI telah menyalurkan kredit, termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp 52,00 triliun pada kuartal IV 2023  atau tumbuh sebesar 7,50 persen dibanding kuartal yang sama 2022 sebesar Rp 48,37 triliun.

Menurut Rony, pertumbuhan kredit dan pembiayaan didorong pada segmen kredit ritel yang naik 49,01 persen menjadi Rp 1,93 triliun pada kuartal IV 2023 dari periode sama 2022 yang mencapai Rp 1,29 triliun. Sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro naik sebesar 42,67 persen dari posisi Rp 2,56 triliun menjadi Rp 3,66 triliun.

Dia menilai, akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.

“Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM,” kata Romy.

Selain itu, kredit konsumer turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen dari posisi Rp 19,81 triliun pada kuartal IV 2022 menjadi sebesar Rp 22,10 triliun pada kuartal IV 2023.

Pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) yang tumbuh 6,37 persen dari posisi Rp 16,51 triliun pada kuartal IV 2022 menjadi Rp 17,56 triliun pada 2023. Sementara kredit menengah tumbuh 1,34 persen dari Rp 1,89 triliun menjadi Rp 1,92 triliun. Sedangkan penyaluran kredit sindikasi mencapai Rp 4,84 triliun.

Ditambahkan Romy, pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58 persen pada kuartal IV 2023.

Selain itu, Bank DKI juga fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen.

Adapun untuk Dana Pihak Ketiga, Bank DKI memfokuskan pada penghimpunan dana murah (Low Cost Fund), yang tercermin pada pertumbuhan dana giro sebesar 5,72 persen dari Rp 17,03 triliun pada kuartal IV 2022 menjadi Rp 18,00 triliun pada 2023 dan dana tabungan tumbuh 2,22 persen dari Rp 11,43 triliun menjadi Rp 11,68 triliun.

Pertumbuhan giro dan tabungan, kata Rony, mendorong adanya peningkatan rasio Current Account Saving Account (CASA) dari 43,70 persen pada kuartal IV 2022 menjadi 46,65 persen pada kuartal IV 2023. Ini juga seiring dengan penurunan deposito sebagai dana mahal dari Rp 36,65 triliun menjadi Rp 33,95 triliun.

Diungkapkan Rony, langkah ini merupakan strategi yang dipilih Bank DKI dalam menjaga berbagai rasio likuiditas dan menekan biaya bunga serta menjaga posisi Loan to Deposit Ratio pada level yang diinginkan.

“Realisasi LDR kuartal IV 2023 sebesar 81,73 persen atau meningkat 7,43 persen dibandingkan 2022 yang mencapai 74,30 persen,” ucapnya.

Dia menambahkan, berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar Rp 4,17 triliun rupiah atau tumbuh sebesar 5,30 persen dari Rp 78,89 triliun rupiah pada kuartal IV 2022 menjadi Rp 83,06 triliun pda kuartal sama 2023.

Indikator rasio kinerja keuangan penting Bank DKI juga menunjukkan perbaikan secara konsisten. Rasio Return on Equity (ROE) pada kuartal IV 2023 mencapai 10,36 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 10,10 persen di kuartal IV 2022.

“Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan perbaikan dari sebelumnya 78,19 persen pada kuartal IV 2022 menjadi 78,03 persen pada 2023 dan Net Interest Margin (NIM) berada pada level moderat sebesar 4,17 persen. Hal ini menunjukkan Bank DKI mampu menjaga tingkat efisiensinya,” tandasnya. (hop)