Kastara.ID, Jakarta – Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memancing kehebohan publik. Saat meninjau proyek Jalan Tol Trans Sumatera, ruas Pekanbaru-Padang, seksi Pekanbaru-Bangkiang, Jokowi menyebut ‘Provinsi Padang,’ Padahal seperti diketahui Padang bukan provinsi melainkan nama ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Saat melakukan kunjungan, Rabu (19/5), yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekertariat Presiden, Jokowi berpidato tentang manfaat Jalan Tol Trans Sumatera yang diyakini bakal mampu menggerakkan perekonomian warga sekitar. Memasuki menit 1:37, Jokowi mengatakan, “Dan produk-produk yang ada baik di Provinsi Riau dan di Provinsi Padang nantinya akan memiliki daya saing yang baik terutama dalam rangka bersaing dengan produk-produk dari negara lain.”

Dalam kunjungan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini didampingi Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit. Jokowi berharap proses pembangunan jalan tol tersebut  bisa berjalan dengan baik. Sehingga Jalan Tol Trans Sumatera bisa rampung sesuai target. Menurut Jokowi pembangunan jalan tol tersebut sudah berjalan sekitar 40 kilometer.

Pidato Jokowi tersebut langsung mendapat komentar warganet. Umumnya menyesalkan Jokowi yang ‘keseleo lidah’ sehingga kembali melakukan kesalahan saat berpidato. Pemilik akun @Mardiansyahh17 menuliskan cuitan, “Nahh gini nih klo ngomong nya gak pake teks padang dibilang provinsi terus sumatra barat dibilang kota gtu  sekelas kepala negara ya allah gini amat wakakak.”

Pemilik akun @TRendusara menuliskan komentar singkar, “Dikasih teks ngaco, Gak dikasih teks tambah ngaco, Presidennya siapa sih.” Pemilik akun @Nnyadobel menuliskan sindiran, “Bentar lagi isi buku geografi dkk diganti jadi prov padang.”

Sementara itu Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengklarifiksi pidato tersebut. Heru menjelaskan, Jokowi tidak bermaksud mengucapkan Provinsi Padang melainkan Provinsi Sumatera Barat. Terlebih jalan tol tersebut akan tembus hingga Kota Padang. Heru memastikan kesalahan itu hanyalah salah pengucapan saja.

Sebelumnya pidato Jokowi juga memancing kehebohan warganet. Pada Sabtu (8/5), saat berpidato tentang imbauan agar tidak mudik, Jokowi menyebut Bipang Ambawang sebagai makanan khas lebaran. Padahal Bipang Ambawang adalah makanan asal Kalimantan Barat yang terbuat dari babi. Bahkan ‘Bipang’ dikenal sebagai kependekan dari Babi Panggang.

Pidato tersebut langsung memicu komentar negatif warganet yang menganggap Jokowi mempromosikan babi panggang. Padahal makanan terebut hukumnya haram bagi umat Islam. Tak kurang dari 11 ribu komentar warganet yang mayoritas menyayangkan pidato tersebut. (ant)