JXB

Kastara.ID, Jakarta – Komisaris PT Jakarta Tourisindo/Jakarta Experience Board (JXB), M Ikhwan Ridwan mendorong jajaran direksi dan manajemen memperkuat implementasi budaya Betawi di setiap unit usaha. Selain sebagai amanat peraturan daerah (Perda), budaya Betawi diyakini dapat menjadi nilai tambah bagi unit usaha.

“Hotel yang bagus, besar dan mewah di Jakarta banyak. Tapi yang benar-benar bernuansa Betawi kan belum ada,” ujarnya (18/6).

Dikatakan Ridwan, agar mampu bersaing di industri perhotelan, ke depan JXB harus memiliki kekuatan tersendiri yang tidak dimiliki kompetitor. Spesifikasi dan ikonik itulah yang diyakini bakal menarik wisatawan datang menginap dan merasakan keunikan yang ditawarkan.

Wisatawan menurut Ridwan pastinya akan lebih memilih keunikan lokal di lokasi yang dikunjungi dibanding spot umum yang bisa dijumpai di mana saja. Dicontohkannya, bagaimana kuliner dan arsitektur penginapan di Bali yang mengedepankan budaya lokal justru menjadi daya jual dengan nilai tinggi sehingga mampu menarik minat banyak wisatawan berkunjung.

Secara regulasi, Perda Pelestarian Budaya Betawi mensyaratkan beberapa hal seperti adanya unsur gigi balang di arsitektur bangunan, ikon ondel-ondel sebagai properti serta menyajikan kuliner Betawi dalam layanannya. Semua itu saat ini sudah diimplementasikan di seluruh unit usaha JXB.

“Ke depan harus secara total mencerminkan budaya Betawi tidak sekadar memenuhi syarat saja. Realisasinya tentu saja bertahap menyesuaikan dengan keuangan perusahaan,” katanya.

Selain penguatan budaya Betawi, Ridwan juga menekankan pemberdayaan UKM dengan pola kolaborasi. Seperti penyajian kuliner khas Betawi, ia lebih memilih JXB menggandeng pelaku UKM kuliner yang sudah punya nama berkolaborasi memasukkan produknya dalam daftar menu mereka.

Tidak hanya pelaku UKM kuliner, JXB juga bisa menggandeng seniman memamerkan karya mereka sebagai bagian dari properti hotel. Selain memberi kesempatan seniman memasarkan karyanya, hal itu juga bisa menghemat anggaran pembelian properti di unit usaha.

“Seperti di lobi dan kamar, pasang karya seniman seperti lukisan atau ornamen pernak-pernik. Properti itu bisa dibeli pengunjung bila berminat,” tandasnya. (hop)