Pria kelahiran Jakarta, 5 November 1988 ini memiliki ketertarikan di bidang pertanian sejak usia belia. Pendidikan tingkat sekolah menengah atas ditempuhnya di Sekolah Pertanian Pembangunan yang saat ini menjadi SMKN 63 Jakarta Selatan.

Rizal mengatakan, setelah lulus sekolah dirinya menjadi salah satu tenaga harian lepas penyuluh pertanian di Kementerian Pertanian RI yang bertugas di Cilincing, Jakarta Utara pada tahun 2007.

Profesi sebagai penyuluh ini dilakoni hingga tahun 2011 hingga dirinya mendapatkan inspirasi untuk menekuni sebagai petani.

“Saat saya menjadi penyuluh, saya justru semakin melihat tantangan pertanian di Jakarta adalah peluang. Terlebih, justru bisa bersaing dari sisi harga karena semakin minimnya biaya transportasi atau pengangkutan produk pertanian itu sendiri,” ujarnya, Senin (19/6).

Saat awal menekuni sebagai petani, lanjut Rizal, komoditas yang dipilih untuk dibudidayakan adalah Basil dan Mint. Sebab, kedua komoditas ini dinilai memiliki market di Jakarta. Terutama, dari restoran-restoran Vietnam dan Jepang.

“Saya menjadi supplier untuk 18 restoran ketika itu. Cukup menjanjikan,” terangnya.

Rizal menjelaskan, pada tahun 2015 dirinya tergerak untuk ikut melestarikan varietas Alpukat Cipedak. Keinginan ini didasari karena buah tersebut merupakan buah yang membawa nama daerah di Jakarta.

Ia bertekad untuk melanjutkan budi daya tanaman Alpukat Cipedak sebagai bentuk kontribusi nyata untuk Jakarta dan varietas ini jangan sampai punah.

“Saya ingin melanjutkan yang sudah dilakukan orang-orang tua kita dulu karena sudah semakin sedikit yang punya kepedulian. Akhirnya, saya membentuk kelompok tani (Poktan) untuk budi daya Alpukat Cipedak,” terangnya.

Menurutnya, lantaran Alpukat Cipedak memiliki nilai histori dan sebagai kecintaan pada Jakarta serta ingin lebih fokus, secara perlahan budi daya basil ditinggalkannya.

Pada tahun 2017 pesanan bibit Alpukat Cipedak sudah mencapai ribuan pohon. Permintaan semakin meningkat saat pandemi COVID-19 di tahun 2019.

“Pesanan terus meningkat. Tidak hanya dari Jakarta, tapi hampir semua wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua. Omzetnya saat ini bisa mencapai 100 juta rupiah per bulan,” ungkapnya.

Menjadi sebuah kebanggaan, imbuh Rizal, pohon Alpukat Cipedak ini juga sudah ditanam di kawasan Ibukota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Alhamdulillah, sudah ditanam di sana dan berbuah. Saya bersyukur hasil budi daya saya bisa memberikan kontribusi untuk penghijauan di IKN sekaligus menjadi tanaman produktif yang bisa dinikmati buahnya,” ucap Rizal.

Rizal mengajak generasi muda di Jakarta untuk tidak takut menjadi petani karena profesi ini juga bisa memberikan hasil yang menjanjikan. Terpenting, harus memiliki kemauan, terus belajar, tekun dan bisa membuat terobosan, khususnya, dalam hal pemasaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.

“Saya berharap untuk teman-teman generasi muda di Jakarta, jangan kecil motivasi karena meskipun lahannya terbatas, tapi pasarnya luas. Kedua, pertanian itu bukan tidak bergengsi tapi malah bergengsi karena banyak public figure mulai dari artis hingga pensiunan pejabat yang melirik bisnis pertanian,” bebernya.

Ia menambahkan, berkat menekuni bidang pertanian ini pada tahun 2021 di Bali dikukuhkan sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementan RI. Kemudian, terpilih menjadi Young Ambassador Agriculture Kementan RI Tahun 2023.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada Dinas KPKP DKI Jakarta yang sudah banyak membantu. Saya mengajak semua warga Jakarta untuk terus berkarya agar bisa Jadi Karya Untuk Nusantara,” kata Rizal.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati sangat mengapresiasi kontribusi nyata yang diberikan Ahmad Rizal di bidang pertanian atau perkebunan.

“Semoga semakin banyak generasi muda seperti Ahmad Fahrizal. Kami dari Dinas KPKP DKI Jakarta siap memberikan bantuan dan pendampingan, termasuk bagi kalangan milenial. Sukses Jakarta Untuk Indonesia,” tandasnya.

Untuk diketahui, Ahmad Fahrizal melakukan budi daya Alpukat Cipedak di Jalan Mohammad Kahfi II, Gang bambu Ampel, RT 10/04, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi ini bisa dibudidayakan 1.000 hingga 3.000 bibit Alpukat Cipedak setiap bulannya. (hop)