Papua

Kastara.ID, Depok – Papua selalu mencuri perhatian masyarakat dan dunia. Baik hasil kekayaannya yang melimpah dan tanahnya eksotis terus menjadi perhatian. Meskipun telah mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah, namun masih adanya sejumlah kendala salah satunya adalah pendidikan.

Dengan adanya pendidikan yang baik akan menjadikan Papua berkembang dan lebih baik. Hal itu dibenarkan Dian May Fitri seusai menjadi narasumber webinar perspektif pemuda Papua. “Pendidikan kunci memajukan pembangunan Papua. Untuk itu, Pemerintah diharapkan memberikan perhatian pada pendidikan,” ujarnya seusai webinar Let’s Talk About Papua dengan tema ”In The Eyes of Young Papuan”, Senin (19/10).

Dian mengungkapkan, faktor kemiskinan dan pengangguran di Papua juga masih menjadi kendala. Menurutnya, salah satu solusinya adalah melalui pendidikan.

Dian mengungkapkan, banyak dari anak Papua yang mendapatkan beasiswa di berbagai jenjang pendidikan. Bahkan, untuk Perguruan Tinggi beasiswa di dalam maupun di luar Negeri.

“Kita berharap agar setelah mereka mereka menyelesaikan pendidikan melalui beasiswa kembali ke Papua. Pemerintah bisa melibatkan dalam pembangunan di Papua. Dengan cara, pemberian beasiswa dan penempatan setelah lulus sesuai dengan kualifikasinya,” paparnya.

Ali Kabiay mengajak pemuda Papua harus terus belajar. Pasalnya, dengan pendidikan bisa mengubah pola pikir dan menjadikan masa depan lebih baik.

“Dulu belajar di Papua diajarkan tentang politik, tidak diajarkan kewirausahaan, ekonomi dan lainnya. Saat ini semua dipelajari, bahkan melalui beasiswa belajar semua bidang. Hanya saja, jangan sampai di Papua banyak hutan, laut, ikan, tapi mereka belajar nuklir. Ini kan sayang, jadi tidak sesuai kebutuhan. Mari kita bangun Papua lebih baik melalui pendidikan,” paparnya.

Data BPS Papua 2019 menyebutkan, penduduk berusia 7-24 tahun sebanyak 16,02 % tahun tidak/belum pernah sekolah dan 22,08 % putus sekolah. Sedangkan data BPS Papua Barat 2019 menyatakan penduduk berumur 5 tahun ke atas sebanyak 6,73 % tidak/belum pernah sekolah dan 63,73 % putus sekolah.

Angka putus sekolah kedua provinsi tersebut jauh di bawah target rencana strategis Kemendikbud 2015-2019 yang sebesar 1 % di semua jenjang pendidikan seluruh provinsi.

Dalam webinar tersebut Tim Amerop bekerja sama dengan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ). (*)