Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang melakukan penanaman bibit mangrove untuk melindungi pesisir Kab. Aceh Selatan. Sebanyak 6.600 bibit jenis Rhizopora sp. ditanam langsung oleh masyarakat di Gampong Pasie Kuala Asahan, Kecamatan Kluet Utara, pada Kamis (12/11) lalu.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Tb. Haeru Rahayu yang biasa disapa Tebe mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Rehabilitasi Kawasan Mangrove yang tengah digulirkan KKP di 12 lokasi, salah satunya di Kab. Aceh Selatan.

“Program nasional rehabilitasi kawasan mangrove ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian masyarakat setempat yang terdampak pandemi Covid-19. Saya berharap melalui program ini upaya rehabilitasi dan restorasi wilayah pesisir dapat tercapai, ekonomi masyarakat terbantu, dan penyadartahuan menjaga lingkungan juga tersampaikan,” ujar Tebe di Sorong, Papua Barat di sela kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan minggu lalu.

Sementara Kepala BPSPL Padang Mudatstsir menjelaskan, dalam rangkaian rehabilitasi lahan seluas 3,1 hektare di Kab. Aceh Selatan ini berhasil menyerap tenaga lokal sesuai dengan target PEN.

“Tercatat 29 orang yang bekerja, mulai pengangkutan, pemasangan pancang hingga penanaman bibit selama tiga hari. Mantap lagi ada masyarakat yang merelakan sebagian tanahnya untuk ditanami,” terang Mudatstsir di lokasi penanaman (12/11).

Tak hanya kuantitas penyerapan tenaga kerja, kualitas juga menjadi pertimbangan utama bagi KKP agar semua yang ditanam bisa tumbuh maksimal.

“Sebelum penanaman, tim telah sosialisasikan hal teknis kepada masyarakat, dengan melibatkan tenaga ahli sejak persiapan hingga penanamannya,” tambahnya.

Program rehabilitasi ini tidak berhenti di penanaman. Dibantu kelompok Tapaktuan Diving Klub (TDK), akan dilakukan pengawasan dan pengelolaan berkala pasca penanaman hingga nanti kembali menjadi rumah untuk flora dan fauna sekaligus menjadi pelindung alam dari ancaman kerusakan.

Ketua Kelompok TDK May Fendri menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan, di masa yang akan datang, selain terbentuk ekosistem lestari, masyarakat dapat merasakan dampak ekonomi dari menjaga alam tersebut.

“Sedikit banyak, penanaman mangrove ini membantu meringankan ekonomi masyarakat. Ke depan bisa lebih berkembang hingga bisa menyejahterakan masyarakat,” harap Fendri. (mar)