Kastara.ID, Jakarta – Poros PDI Perjuangan (PDIP) bersama capresnya Ganjar Pranowo dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang akan mengusung Prabowo Subianto terkesan berebut endorse Presiden Joko Widodo.

Hal itu diungkapkan M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, dala. Keterangannya kepada Kastara.ID, Selasa (20/6).

Menurut Jamil, kedua poros itu terkesan yakin, endorse dari Jokowi akan meningkatkan elektabilitas capres yang diusung secara signifikan. Dengan begitu, masing-masing poros yakin akan dapat memenangkan Pilpres 2024.

“Keyakinan itu wajar saja karena kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi masih tinggi. Hal itu membawa implikasi kesenangan masyarakat terhadap Jokowi masih tinggi,” ungkap pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Lanjut Jamil, ketika masyarakat masih menyenangi Jokowi, tentunya ia layak menjadi endorse. Sebagian masyarakat akan mengikuti arahan Jokowi, termasuk dalam memilih capres.

“Hal itu didukung pula oleh masih banyaknya relawan yang masih setia kepada Jokowi. Para relawan ini diharapkan akan mengarahkan suaranya sesuai sosok capres yang di-endorse Jokowi,” ujarnya.

Namun Jamil juga mengingatkan bahwa anggapan itu tampaknya kurang beralasan bila dikaitkan dengan hasil survei Litbang Kompas. Lembaga survei ini pernah merilis hasil surveinya yang menyatakan endorse Jokowi tidak berpengaruh signifikan. Hanya sekitar 18 persen masyarakat yang mengikuti endorse Jokowi.

“Temuan Litbang Kompas itu setidaknya mengindikasikan, endorse Jokowi kepada capres tertentu tidak akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitasnya. Kalau pun terjadi kenaikan, hal itu tidak.akan menjadi penentu kemenangan capres tersebut,” paparnya.

“Jadi, poros PDIP dan KKIR seyogyanya tak perlu terlalu yakin endorse Jokowi akan membawa kemenangan. Karena itu, dua poros itu tak perlu berebut di-endorse Jokowi,” tandasnya. (dwi)