PMK

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa salah satu tujuan dari sertifikasi siap kawin adalah menyaring target calon keluarga rumah tangga miskin. Mereka nantinya bakal menjadi prioritas untuk mendapat Kartu Prakerja. “Karena kalau terdeteksi bahwa (pasangan yang datang dari) rumah tangga miskin berpotensi jadi rumah tangga miskin, kita prioritaskan mereka dapat kartu prakerja untuk masuk pelatihan,” tutur Muhadjir di Jakarta (20/12), seperti dilansir republika.co.id.

Selain itu Menko PMK juga mengatakan bahwa nantinya kedua pasangan tersebut akan dilatih melalui pelatihan khusus, kemudian disalurkan ke lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pelatihan yang telah dilaluinya. Bagi pasangan yang ingin berusaha, pemerintah juga akan memfasilitasi lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Kementerian Koperasi dan UMKM. Bahkan Presiden RI Joko Widodo menyarankan ada skema KUR khusus untuk pengantin baru tambah Muhadjir.

Semua upaya ini dianggap penting karena kemiskinan adalah salah satu persoalan di Indonesia yang perlu dipangkas, di mana salah satu caranya adalah melalui sertifikasi siap kawin yang ia inisiasi itu, ujar Muhadjir lagi. Menurut rinciannya, ada 57 juta keluarga di Indonesia. 9,4 persen dari angka tersebut termasuk rumah tangga miskin dan sangat miskin. Jika ditambah keluarga hampir miskin, jumlahnya jadi 16,82 persen.

Seperti diketahui pemerintah akan mengeluarkan program sertifikasi persiapan perkawinan berupa kelas atau bimbingan pranikah, yang akan dibuat dengan sistem pelatihan. Nantinya kedua pasangan yang akan menikah betul-betul mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan rumah tangga dengan pasangannya. Program ini akan diterapkan tahun 2020 mendatang. (ant)