Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)

Kastara.ID, Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) terjunkan tim TMC untuk melaksanakan redistribusi curah hujan yang berpotensi banjir sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek.

“Kegiatan operasi TMC secara resmi sejak Ahad sore kemarin. Posko TMC dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma. Hari ini, rencananya akan didukung dua unit pesawat Casa 212 dan CN 295 yang memiliki kapasitas angkut lebih besar, sebagai antisipasi pengulangan siklus hujan ekstrem berikutnya,” papar Kepala BBTMC-BPPT Jon Arifian di Jakarta, Senin (22/2).

Disebutkan, Ahad kemarin, sekitar pukul 15.05 WIB, tim TMC melaksanaan satu sorti penerbangan dengan pesawat Cassa 212 dari landasan pacu Halim dengan target area semai di daerah upwind Jabodetabek sekitar Cilegon dan pesisir timur Lampung.

“Secara umum cuaca hari ini lebih kering dibandingkan periode 2-3 hari sebelumnya. Pertumbuhan awan terganggu oleh adanya divergensi angin memasuki Pulau Jawa bagian barat. Kecepatan angin atas relatif kencang serta kelembaban lapisan atas rendah,” papar Jon Arifian.

Target utama operasi TMC di Jabodetabek tahun ini, lanjut Jon Arifian, untuk menggurangi potensi hujan pada siang hari di Jabodetabek sekitarnya, agar tingkat kejenuhan tanah berada pada level aman untuk menampung hujan.

“Siang hari diharapkan tingkat jenuh tanah aman. Karena hujan yang terjadi malam dan dini hari, masih di luar jangkauan intervensi TMC,” ujarnya.

Koordinator Lapangan Dwipa W Soehoed menjelaskan, pada Ahad dilakukan satu sorti penerbangan penyemaian awan dengan menggunakan pesawat CASA-212 (A-2105) dengan membawa bahan semai garam sebanyak 800 kg NaCl.

“Hasil pemantauan awan pada sorti penyemaian terpantau awan potensial di wilayah pesisir barat Kabupaten Serang dan pesisir timur Provinsi Lampung dengan ketinggian puncak awan sekitar 9.500-10.500 kaki. Sementara berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, potensi pertumbuhan awan konvektif cenderung di Jabodetabek bagian Barat, Barat Daya, dan Selatan,” papar Dwipa.

Informasi kejadian hujan berdasarkan pantauan BMKG pada 21 Februari 2021 (hingga pk 16:00 WIB), yaitu AWS Maritim Tanjung Priok 3.7mm, AWS Stamet Kemayoran 1 mm, dan Penakar Hujan Digital Kibin 0.4mm.

Sedangkan sehari sebelumnya (20/2) informasi curah hujan sebagai berikut: Beji Depok (60.0 mm), Citeko (40.7 mm), Pesangrahan (38.0 mm), Sunter hulu (38.0 mm), Mekarsari (37.0 mm), Jagorawi (36.0 mm), Pakubowono (33.0 mm), Depok 1 (32.0 mm), Halim PK (30.0 mm), Atangsanjaya (29.0 mm). Krukut Hulu (29.0 mm), Sunter Timur 1 Kodamar (28.0 mm), ARG Ciganjur (27.4 mm), ARG Lebak Bulus (26.6 mm), AWS Gunung Geulis (24.6 mm), ARG Klapa Gading (23.8 mm), AWS TMII (23.4 mm), Istana (22.0 mm), Pintu Air Pulau Gadung (21.0 mm), AWS IPB Bogor (19.6 mm).

Sementara hari ini, area semai ditargetkan di wilayah Ujung Kulon. Selat Sunda dan Timur Lampung. Tim TMC Redistribusi Curah Hujan Jabodetabek diperkuat 10 personil BBTMC-BPPT, dua personil BMG, dan dua tim TNI-AU untuk mengoperasikan pesawat CN 295 dan Cassa 212. (ant)