Stasiun Sudirman

Kastara.ID, Jakarta – Penataan empat kawasan Stasiun Terpadu yakni Stasiun Tanah Abang, Senen, Sudirman, dan Stasiun Juanda disambut baik tidak hanya oleh warga Jakarta, tapi juga warga dari daerah lain, terutama para komuter.

Penataan keempat kawasan stasiun ini dinilai memberikan pengalaman baru dan integrasi antar moda transportasi, sekaligus memudahkan penumpang untuk mengakses pindah moda ke tujuan akhir perjalanan.

Salah seorang warga Depok, Tasya (24) yang sehari-hari bekerja di kawasan Bundaran HI menyambut baik penataan kawasan Stasiun Terpadu Sudirman.

Menurutnya, selain menunjang integrasi antar moda penataan stasiun terpadu ini didukung dengan pembangunan fasilitas yang lengkap seperti pedestrian, halte Transjakarta, jalur khusus angkutan umum, shelter ojek online, taman, dan tempat berjualan yang sudah ditata dengan baik.

“Senang lihatnya, selain nyaman kita jadi mudah cari pilihan transportasi umum setelah turun dari kereta, bisa lanjut ke MRT, atau Transjakarta,” ujarnya, Senin (22/6).

Tasya berharap, penumpang dapat terlayani dengan baik dan semakin banyak warga yang beralih ke transportasi umum karena sudah merasa aman dan nyaman dalam bertransportasi.

“Saya juga melihatnya lebih teratur dan rapi, tidak lagi ada kesan kumuh. Jadi semuanya bisa lebih mudah untuk pengguna kereta memilih transportasi umum selanjutnya, begitu juga sebaliknya,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan warga Tangerang pengguna KRL, Jonathan (27). Jonathan mengaku terkejut dengan penampilan baru Stasiun Terpadu Tanah Abang setelah lebih dari dua bulan dirinya bekerja di rumah karena pandemi COVID-19 dan pelaksanaan PSBB di Jakarta.

“Ini menjawab kebutuhan para komuter dan warga Jakarta dari segi transporatasi. Pilihan dan akses transportasi umum sudah terpenuhi ada KRL, ojol ada, mikrolet, dan Transjakarta. Semua ditata dengan baik jadi lebih teratur dan tertib,” ungkapnya.

Dia juga mengapresiasi pembangunan fasilitas baru pendukung lainnya di Stasiun Terpadu Tanah Abang ini. Terlebih dengan adanya wayfinding atau penunjuk arah yang memberikan pengalaman seperti di kota besar di luar negeri dan memudahkan warga secara mandiri memilih transportasi atau angkutan umum menuju tujuan akhir.

“Banyak opsi transportasi di stasiun, kita dimudahkan aksesnya dengan adanya penunjuk arah ini. Prinsipnya, sebagai penggunaan transportasi umum, penataan ini bikin lebih aman dan nyaman. Ini sudah cukup, tinggal bagaimana tinggal masyarakatnya mau tertib atau tidak,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, inti dari penataan kawasan stasiun terpadu ini yakni mewujudkan integrasi secara penuh untuk pergerakan orang dan kendaraan, baik yang akan menuju stasiun maupun dari stasiun menuju angkutan lainnya.

“Diharapkan dengan adanya penataan ini tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada jalan arteri maupun lokal di stasiun karena adanya integrasi antar moda yang baik,” bebernya.

Ia menambahkan, melalui penataan ini penumpang yang akan menuju ke angkutan lanjutan dibuat senyaman mungkin dengan memperhatikan keselamatan, kemanan, dan kenyamanan, sesuai dengan prinsip transportasi.

“Melalui penataan di stasiun-stasiun ini prinsip itu yang dipenuhi, dari sisi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Tidak lagi menggunakan badan jalan, sehingga tidak terkesan kumuh,” tandasnya. (hop)