PT Caprifarmindo Laboratories

Kastara.ID, Bogor – Dalam rangka mempercepat hilirisasi hasil inovasi riset kelautan dan perikanan untuk dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam hal ini Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyerahkan Master Seed Vaksin Hydrogalaksi yang merupakan hasil riset dan inovasi peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) kepada PT Caprifarmindo Laboratories (19/8).

Vaksin tersebut merupakan vaksin khusus untuk pengendalian penyakit Motile Aeromonads Septicemia (MAS) dan Streptococcosis pada budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus).

Industri akuakultur menjadi salah satu industri yang terus berkembang. Proyeksi kebutuhan permintaan produk perikanan terus bertambah. Berdasarkan sumber data tentang penduduk, konsumsi, serta ekspor budidaya dan perikanan tangkap, didapatkan hasil analisis proyeksi kebutuhan permintaan ikan untuk ekspor budidaya tahun 2020–2024 terus meningkat dari 12.274.842 ton sampai 13.327.482 Ton. Sedangkan analisis proyeksi kebutuhan permintaan terhadap ikan nila untuk ekspor dari tahun 2020–2024 berada di kisaran 41.000 ton.

Ikan nila dikenal sebagai jenis ikan budidaya yang cepat tumbuh, teknik budidaya yang relatif mudah, serta relatif tahan terhadap penyakit, diharapkan menjadi salah satu primadona dalam industri akuakultur air tawar dan sebagai pemasok protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Tercatat lebih dari 124 negara di dunia telah membudidayakan ikan nila, dan Indonesia berada di urutan kedua dengan total produksi sekitar 18,43% setelah negara China. Sehingga potensinya sangat terbuka luas untuk terus dikembangkan.

“Melalui percepatan proses hilirisasi hasil inovasi riset kelautan dan perikanan diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang bersumber dari riset dan inovasi kelautan dan perikanan, peningkatan reputasi dan pengembangan lembaga, sekaligus berkontribusi terhadap kepentingan finansial termasuk kesejahteraan inventor,” ucap plt. Sekretaris BRSDM, Maman Hermawan, Kamis (20/8).

Vaksinasi dalam industri akuakultur merupakan salah satu metode yang mulai diaplikasikan oleh pembudidaya untuk mencegah penyakit sehingga produktivitas budidaya terus meningkat. Berdasarkan data penelitian vaksin Hydrogalaksi ini akan mampu meningkatkan produktiviatas budidaya ikan nila hingga lebih dari 28 persen. Hilirisasi hasil penelitian ini diharapkan akan menciptakan banyak peluang bagi stakeholder.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Caprifarmindo Laboratories yang telah menerima dan siap menjadi mitra untuk pengembangan hasil penelitian kami. Harapannya PT Caprifarmindo Laboratories dapat memproduksi vaksin ini untuk disebarluaskan ke pembudidaya Nila di seluruh Indonesia guna mendorong peningkatan produktivitas budidaya ikan Nila di Indonesia, dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya Ikan Nila,” tutur Maman Hermawan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Utama beserta para manajer PT Caprifarmindo Laboratories, Kepala Pusat Riset Perikanan, serta para pejabat eselon 3, 4, dan 5 lingkup BRSDM. (wepe)