Dalam rapat kerja ini, Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto memaparkan sejumlah strategi yang telah dan akan dilakukan guna mengatasi polusi di Jakarta di antaranya, penerapan 50 persen sistem kerja WFH (Work From Home), menggencarkan uji emisi kendaraan bermotor, hingga merekayasa cuaca dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar turun hujan di Jakarta. Kemudian, penerapan tilang emisi kendaraan bermotor.

“Kami bersama pemerintah pusat juga mendiskusikan sejumlah alternatif lain agar polusi udara di Jakarta  berkurang yakni memasang semacam teknologi penghembusan uap air ke udara di sejumlah gedung tinggi Jakarta,” ujar Asep Kuswanto, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/8).

Dikatakan Asep, musim kemarau panjang yang diperkirakan berlangsung hingga bulan November 2023 akan berdampak terhadap meningkatnya polusi udara di Jakarta.

Sementara Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah meminta Pemprov DKI terus gencar melakukan upaya dalam rangka mengurangi polusi udara di Jakarta.

Komisi D DPRD juga mengusulkan cara lain yang lebih luas yakni melibatkan partisipasi masyarakat untuk mengurangi penyebab polusi udara.

“Pemprov DKI Jakarta juga harus berkordinasi dengan pemerintah daerah penyangga untuk bersama mengatasi polusi udara, khususnya polusi udara dari pabrik yang beroperasi di daerah perbatasan dengan Jakarta,” pintanya.

Ida juga optimistis razia emisi kendaraan bermotor yang akan digelar pada awal September 2023 serta strategi lainnya yang telah dilakukan oleh jajaran Pemprov DKI mampu mengurangi polusi udara dari sektor transportasi.

“Dewan juga meminta dilakukan evaluasi dari penerapan strategi menurunkan polusi udara sehingga dapat diketahui efektivitas dari rencana aksi yang telah dilakukan,” tandasnya. (hop)