Sejarah Indonesia

Kastara.ID, Jakarta – Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyederhanakan kurikulum pada 2021 menuai banyak kritikan. Pasalnya dalam draft rencana tersebut Kemendikbud bakal menghapus mata pelajaran (mapel) sejarah untuk siswa SMA. Sejumlah pihak menilai rencana tersebut sangat tidak tepat mengingat pelajaran sejarah terkait dengan nilai-nilai perjuangan bangsa.

Namun tersiar kabar ide penghapusan mapel sejarah bukan berasal dari Kemendikbud. Penyesuaian kurikulum dikatakan justru diinisiasi oleh Sampoerna Foundation. Hal itu diungkapkan Mantan Ketua Tim Pengembang K13 Said Hamid Hasan.

Dilansir dari jawapos.com, saat berbicara kepada awak media (21/9), Said mengatakan, mendapat informasi pemikiran penyederhanaan kurikulum berasal dari Sampoerna Foundation. Pihak yang berwenang, seperti Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) Kemendikbud, menurut Said tidak terlalu dilibatkan dalam pembahasan penyederhanaan mapel. Puskurbuk lebih mengurusi masalah teknis.

Kenyataan ini sungguh terasa aneh dan janggal. Pasalnya tim dari Sampoerna Foundation bukan orang kurikulum. Bahkan menurut Said ada yang baru lulus tahun lalu. Hal yang lebih parah menurut Said, Puskurbuk diminta untuk tidak terlalu banyak bicara mengenai hal ini. Semua yang terkait penyederhanaan kurikulum bersifat rahasia.

Bagi Said, perubahan kurikulum pada dasarnya tidak masalah. Namun, dalam pembahasannya harus ada transparansi. Pasalnya semua ini dilakukan demi kemajuan dan kebaikan pendidikan Indonesia. Itulah sebabnya Said mempertanyakan mengapa rencana penyederhanaan kurikulum dianggap rahasia dan tidak boleh diketahui orang banyak.

Said menceritakan saat merancang kurikulum 2013 atau K13. Dirinya bersama tim melakukan diskusi secara terbuka. Meski masih bersifat draf, semua pihak yang berkepentingan dilibatkan. Ia pun gencar melakukan sosialisasi ke sejumlah perguruan tinggi. Tidak seperti sekarang yang semuanya dilakukan secara rahasia. (ant)