Turki

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa pihaknya ingin memperpanjang masa gencatan senjata di Turki di timur laut Suriah.

Turki telah menyepakati memberhentikan serangan terhadap pasukan Kurdi di Suriah hingga Selasa pukul 10 malam waktu setempat, bila pasukan Kurdi menarik diri dari zona aman, 120 kilometer dari perbatasan dengan Turki.

Selain itu, Turki telah memperingatkan akan melanjutkan serangan mereka terhadap pasukan Kurdi yang tersisa di zona tersebut setelah tenggat waktu Selasa malam.

Macron menghubungi Putin sebelum kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke kota resort Rusia, Sochi, untuk mengadakan pertemuan dengan Vladimir Putin.

Sebab Rusia merupakan pendukung kuat Turki, dan akan menjadi kunci rencana Ankara untuk memperpanjang zona aman, yang telah digagalkan saat ini dengan kedatangan pasukan Pemerintah Suriah.

 

Turki memandang milisi Kurdi Suriah YPG sebagai teroris, meski pasukan tersebut berperan penting dalam kekalahan kelompok ISIS di Suriah pada awal tahun ini.

Menurut pernyataan Kremlin setelah komunikasi dengan Macron, Putin mengatakan kepada Presiden Prancis tersebut tentang “upaya Rusia yang bertujuan untuk menstabilkan situasi di kawasan tersebut” termasuk melalui berkomunikasi dengan berbagai pihak.

Kedua pemimpin negara itu juga sepakat bahwa “perlu menghormati kedaulatan dan integritas wilayah” Suriah, kata pernyataan tersebut tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Istana Kepresidenan Prancis juga mengatakan bahwa Macron dan Putin membahas persiapan pertemuan puncak yang akan datang untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia mesti menarik tentaranya dari timur negara tersebut sebelum pertemuan sejenis apa pun berlangsung. (yan)