Gus Dur

Kastara,ID, Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa jika bangsa Indonesia berbicara kemanusiaan, maka semuanya akan selalu mengenang Almarhum Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid yang biasa disapa Gus Dur, Presiden RI ke-4.

“Jika kita bicara kemanusiaan, tentunya kita semua selalu mengenang Gus Dur,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin yang didampingi istrinya, Trisna Willy, usai menghadiri haul ke-9 Gus Dur di Ciganjur, Jakara Selatan, Jumat (21/12) malam.

Dijelaskan Menag, Gus Dur dengan kemanusiaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada masanya, lanjut Menag Lukman, bangsa Indonesia sangat kehilangan tokoh besar yang titik pijak pemikiran dan orientasi besarnya adalah memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kita semua kehilangan sosok yang menyuarakan kemanusiaan,” tambah Menag.

Menag berharap, dengan memperingati haul ini, semua warga bangsa dapat meneladani nilai-nilai kemanusiaan yang sudah diperjuangkan Gus Dur. “Jangan sampai perbedaan yang ada menggerus (sisi kemanusiaan), bahkan sekaligus sisi-sisi kemanusiaan kita saling tertiadakan dengan perbedaan yang disikapi dengan ketidakarifan,” kata Menag Lukman.

Peringatan haul Gus Dur ke-9 ini dihadiri ribuan masyarakat dan jemaah, mulai dari kalangan santri, budayawan, seniman, ilmuan, politikus, pejabat pemerintah, hingga pejabat negara sahabat dan lainnya.

Menag Lukman dan Trisna Willy tiba di kediaman Gus Dur (Almarhum) tepat pukul 19.15 WIB, mengenakan baju koko berwarna putih, berpeci hitam dengan sarung batik khas Indonesia. Tepat pukul 20.00 WIB, rangkaian haul ke-9 Gus Dur dimulai dengan lantunan ayat suci Alquran, dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya serta syair Yalal Wathan.

Alissa Wahid mewakili keluarga besar Gus Dur dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema Haul ke-9 Gus Dur ini mengutip kata-kata yang pernah diucapkan sang Ayahandanya, yakni “Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan”.

Dijelaskan Alissa, tema ini diangkat agar semua warga bangsa Indonesia, khususnya yang hadir di malam haul ke-9 ini dapat mengkaji teladan perjalanan Gus Dur. Mengapa tema itu diusung? Karena, lanjut Alissa, tantangan bangsa Indonesia sekarang ini semakin berat. Oleh karenanya, jejak kilas sosok dan inspirasi Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dijadikan modal untuk pembangunan masa depan bangsa yang lebih baik.

“Gus Dur berjuang untuk umat, Gus Dur telah meneladankan. Mari kita meneruskannya. Kebenaran tidak bisa di-voting,” kata Alissa.

Tampak hadir KH Maimun Zubeir, Budayawan Celurit Emas KH D Zawawi Imron, mantan Ketua MK Mahfud MD, Rektor UI Muhammad Anis, Budayawan Sudjiwo Tejo, Ketum ICMI Jimly Assdhiddiqie, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Kakanwil Kemenag DKI Jakarta Saiful Mujab, Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo, Agus Harimurti Yudhoyono, Habib Abu Bakar Al-Atthas, Luhut Binsar Panjaitan, Romo Magnis Suseno, pelukis-pelukis nasional, ribuan santri dari seluruh Indonesia, dan beberapa pejabat negara sahabat. (put)